JAKARTA, KOMPAS - Hadirnya Taman Benyamin Sueb menjadi museum dan sarana kebudayaan disambut positif oleh warga. Antusiasme mereka yang begitu tinggi dikarenakan sosok Benyamin Sueb yang dikenal multi talenta, humoris, dan tidak mudah menyerah, dikenang dalam wujud sebuah museum.
Taman Benyamin Sueb diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai museum sekaligus taman ekspresi budaya di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Sabtu (22/9/2018). Taman itu sebelumnya adalah bekas gedung Kodim 0505, Jatinegara, Jakarta Timur, dengan luas tanah 6,7 hektare.
Gedung yang bernuansa kolonial Belanda ini digunakan sebagai sarana edukatif budaya Betawi dan museum seniman Betawi Benyamin Sueb. Di dalam gedung itu terdapat, berbagai barang peninggalan Benyamin, berupa foto, baju, penghargaan, hingga furnitur.
"Gedung ini diharapkan akan menjadi tempat lintas budaya. Selain kita mengenal Benyamin Sueb, tetapi tempat ini rumah untuk semua orang, bukan hanya orang Betawi," kata Anies Baswedan dalam sambutannya.
Sambutan baik muncul dari sejumlah warga yang ikut hadir dalam peresmian acara tersebut. Terpantau mereka adalah, warga asli Jakarta maupun luar Jakarta meramaikan euforia acara sore tadi.
Mereka sudah sejak pagi datang ke kawasan tersebut dengan keluarga ataupun sendiri. Di sana mereka ikut kegiatan lomba, penampilan lenong, dan sajian musik dari Goes Plus, band yang terdiri dari staf Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Priyono (60), warga Cilangkap, Cibubur, Jakarta Timur ini misalnya, menyempatkan datang ke acara peresmian itu. Pada awalnya, ia tidak berani untuk masuk ke dalam area Taman Benyamin, karena ia mengira peresmian acara tersebut hanya untuk kalangan terbatas. Namun, ia memberanikan diri masuk ke dalam acara tersebut dan disambut baik oleh panitia.
Priyono adalah penggemar berat Benyamin S. Sejak masih remaja, Priyono sering mengumpulkan poster Benyamin dan menyisihkan uang untuk menonton film Benyamin di Bioskop. Selama dalam hidupnya, Priyono belum sempat bertemu Benyamin secara langsung, hingga Benyamin meninggal dunia.
"Saya suka sekali sama dia. Dia adalah artis yang pintar dan tidak terlihat sombong," katanya dengan logat Betawi.
Bukan hanya Priyono, warga lain yang mengidolakan Benyamin Sueb adalah, Dewi (58). Ia bersama dengan keluarganya datang untuk melihat seperti apa taman ini.
Dewi tinggal di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten dan keturunan Jawa. Sejak masih muda, ia suka sekali dengan lagu-lagu Benyamin, seperti "Hujan Gerimis", "Bini Tua", dan "Aturan Asyik".
Selain suka dengan lagu-lagunya, Dewi sangat terinspirasi sosok Benyamin yang jenaka, ramah, dan serba bisa. Dewi mengatakan, meski pendidikan Benyamin yang tidak tinggi, namun Benyamin bisa mendapatkan banyak penghargaan. Salah satunya penghargaan piala Citra yang Benyamin dapatkan saat bermain film "Intan Berduri" pada tahun 1972.
"Bang Ben sangat menginspirasi bagi kami. Anak saya juga sangat suka dengan dia. Terlihat dulu dia bukan siapa-siapa, tapi kini melegenda. Lucunya, ada teman saya keturunan Batak, sangat hapal dengan cara berbicara almarhum. Persis seperti orang Betawi. Dia sangat mengidolakan Benyamin," kata dia.
Banyak juga warga yang berdiri melihat acara peresmian itu dari luar pagar. Mereka memilih berdiri di luar gedung. Ada beberapa orang khawatir, acara itu untuk kalangan terbatas.
Ada pula yang mengira untuk masuk ke dalam harus menggunakan tiket dan tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelinya. Namun, beberapa kali banyak petugas acara itu mengimbau warga untuk masuk, tanpa biaya.
Putera kelima Benyamin Sueb, Benny Pandawa berharap, taman ini bisa menjadi sarana yang mengedukasi seluruh warga dan masyarakat. Pasalnya, banyak warga meminta kepada keluarga Benyamin agar ada sebuah sarana untuk mendalami dan mengenal sosok Benyamin S. Terbentuknya taman ini adalah berkat dukungan masyarakat khususnya, Kemayoran Jakarta Pusat.
Pascaperesmian taman ini, kegiatan kesenian budaya Betawi setiap hari akan disajikan. Mulai dari Gambang Kromo, Lenong, Tarian Betawi, Palang Pintu, dan Pencak Silat akan secara bergantian berada di taman itu.
Barang-barang yang berada di taman tersebut belum sepenuhnya lengkap. Pasalnya, banyak barang yang berada di rumah anak-anak Babe Si Doel. Menurut Benny, sedikitnya ada 500 barang yang akan dihibahkan kepada Dinas Pariwisata. Saat ini, Benny dan saudaranya diminta membuat narasi yang akan dipasang untuk menerangkan barang-barang itu.
Setelah ini, Dinas Pariwisata DKI Jakarta akan mulai pemugaran gedung pada 2019 nanti. Rencananya, penataan Taman Benyamin Sueb secara maksimal akan dilakukan sehingga dapat digunakan pada tahun 2020.
Selain itu, harapannya taman ini dapat menjadi tempat ekspresi kesenian berbagai daerah, layaknya Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Dengan diresmikannya Taman Benyamin Sueb, maka museum yang dikelola Dinas Pariwisata menjadi 13 unit. Salah satu di antaranya adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan yang menjadi tempat kebudayaan Betawi. (JOHANNES DE DEO CC)