Momen Langka di Piala Laver
Hanya pada turnamen Piala Laver semua bisa terjadi. Petenis yang selama ini menjadi rival berat, tiba-tiba berpasangan. Super tiebreak dalam nomor tunggal, kejadian lucu, serta obrolan pemain yang bisa didengar penonton, semuanya ada dalam turnamen ekshibisi petenis putra bertabur bintang itu.
Turnamen yang namanya diambil dari legenda tenis Australia, Rod Laver, ini digelar di United Arena, Chicago, Amerika Serikat, 21-23 September. Kali ini menjadi penyelenggaraan kedua setelah tahun lalu digelar di Praha, Ceko.
Tahun ini, United Center yang merupakan kandang klub basket Chicago Bulls--di sisi timur stadion terdapat patung bintang Bulls, Michael Jordan--dan klub hoki es Chicago Blackhawks, pada akhir pekan ini diubah menjadi lapangan tenis dengan kapasitas sekitar 17.000 penonton. Sebagai kota yang jarang menjadi tuan rumah turnamen internasional, Chicago untuk kali ini menjadi kandang Tim Dunia. Adapun Ceko, pada 2017, menjadi kandang bagi Tim Eropa.
Piala Laver diselenggarakan dengan format beregu putra antara Tim Eropa dan Tim Dunia. Tim Dunia, yang terdiri atas Jack Sock, John Isner, Frances Tiafoe (AS), Nick Kyrgios (Australia), Kevin Anderson (Afrika Selatan), dan Diego Schwartzman (Argentina) dipimpin oleh kapten tim, John McEnroe.
Sebagai tamu, yang merupakan juara bertahan, Tim Eropa diperkuat Roger Federer (Swiss), Novak Djokovic (Serbia), Grigor Dimitrov (Bulgaria), Alexander Zverev (Jerman), David Goffin (Belgia), dan Kyle Edmund (Inggris). Mereka dipimpin Bojrn Borg yang merupakan rival McEnroe pada era 1980-an.
Turnamen di luar kalender Asosiasi Tenis Profesional (ATP) dan Federasi Tenis Internasional (ITF) ini diselenggarakan tiga hari dengan tiga laga tunggal dan satu ganda per hari. Setiap kemenangan pada hari pertama berbuah satu poin, dua poin pada hari kedua, dan tiga poin pada hari ketiga. Pemenang adalah tim yang meraih 13 poin menang.
Setelah empat pertandingan pada hari pertama, Tim Eropa unggul 3-1 melalui kemenangan Dimitrov, Edmund, dan Goffin. Adapun Tim Dunia mendapat kemenangan dari Anderson/Sock.
Selain peraturan itu, banyak hal lain yang hanya bisa disaksikan di Piala Laver, seperti lapangan berwarna hitam dan perebutan poin dengan super tiebreak yang digunakan pada set ketiga nomor tunggal. Peraturan yang memperebutkan hingga 10 poin (atau berselisih dua poin mulai 9-9) ini biasanya dipakai pada nomor ganda.
Susunan pemain ditentukan kapten, beberapa jam sebelum pertandingan. Setiap pemain boleh bertanding pada nomor berbeda, maksimal, dua kali per hari. Dengan peraturan ini, kejutan pun bisa terjadi.
Pada pertandingan terakhir hari pertama misalnya, Jumat (21/9/2018) malam waktu setempat atau Sabtu pagi waktu Indonesia, Borg menduetkan Federer dan Djokovic untuk melawan Anderson/Sock.
Federer dan Djokovic adalah duet mantan petenis nomor satu dunia dengan total 34 gelar juara grand slam. Mereka menjadi petenis dengan hadiah terbesar, Djokovic dengan 119 juta dollar AS dan Federer dengan 117 juta dollar AS. Namun, keduanya sangat jarang bermain pada nomor ganda.
Duet mereka pun memunculkan nama panggilan "Djokerer" dari netizen, seperti ketika muncul nama "Fedal" saat Federer berpasangan dengan Rafael Nadal pada Piala Laver 2017. Duet Federer dan Nadal dinanti penggemar kedua pemain sejak Piala Laver dirilis setahun sebelumnya.
Penampilan Fedal, yang saat itu menang atas Sock/Sam Querrey pada hari kedua, diwarnai kejadian lucu. Mereka berebut untuk memukul bola lambung hingga hampir bertabrakan. Federer, yang bersiap lebih dulu untuk melakukan overhead volley, hanya bisa menunduk ketika Nadal tiba-tiba mundur untuk memukul bola. Dua rival terbaik di arena tenis dan penonton di stadion tertawa atas kejadian itu.
Momen lucu juga terjadi ketika Djokerer tampil, bahkan, sejak gim ketiga. Bola pukulan Djokovic dari baseline mengenai pantat Federer yang berada di dekat net. "Oowww!" kata Djokovic sambil menutup wajahnya.
Permainan cepat nomor ganda, terutama saat pemain berada di dekat net, juga membuat petenis tak terhindarkan dari hantaman bola. Djokovic misalnya, terkena bola dari pukulan Sock. Bola yang melaju dengan kecepatan hingga 169 kilometer per jam terkena dada Djokovic. Pada awal pertandingan, Djokovic memang terlihat canggung saat berada di depan net.
"Wow! Saya pikir tadi jantung saya berhenti sebentar. Saya sedikit gugup," kata Djokovic pada Federer saat jeda setelah gim ketiga. Mereka akhirnya kalah 7-6 (7-5), 3-6, 6-10.
Tak seperti turnamen resmi, obrolan antarpetenis, petenis dan kapten, serta gurauan petenis lain yang tak bermain bisa didengar dan dilihat oleh penonton.
Pemain-pemain Tim Dunia yang bereaksi lebih heboh, seringkali meloncat sambil berteriak saat rekannya meraih poin. Mereka juga tak segan bergulingan, hingga memperagakan CPR, yaitu pertolongan pertama pada orang gagal nafas dengan teknik kompresi dada.
Tahun lalu, pemain-pemain muda di Tim Dunia memeragakan gerakan berbagai cabang olahraga saat teman setim yang sedang bermain menciptakan winner. Kejadian-kejadian itu menjadi hiburan bagi penonton di stadion, juga, yang menyaksikan melalui siaran langsung di TV.
Bagi petenis, ini menjadi kesempatan langka untuk bermain dalam satu tim. Mereka pun bisa berbagi pengalaman. Saat tahun lalu Zverev bermain misalnya, dia mendapat pengarahan dari Federer dan Nadal saat jeda.
"Saya senang bisa bergabung di tim dengan pemain-pemain bagus. Kami bisa berbagi pengalaman, apalagi ada Roger dan Novak di belakang saya. Ini pengalaman yang sangat bagus," kata Goffin. Dimitrov juga mengemukakan hal yang sama saat menonton penampilan Djokerer.
Tenis termasuk salah satu cabang yang selalu mempromosikan diri dengan berbagai cara. Meski setiap petenis tetap tampil kompetitif, Piala Laver telah menyuguhkan momen-momen langka yang sulit dilihat dalam turnamen resmi. Tontonan seperti ini semakian menarik perhatian penonton.