Orang Berpakaian Sipil Halangi ”Kompas” Meliput Tahanan Kabur
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peristiwa kaburnya 13 dari 20 tahanan narkoba menyisakan tanda tanya. Sejumlah orang, sebagian mengaku petugas kepolisian, menghalangi tugas peliputan wartawan Kompas. Mereka meminta narasumber Kompas tidak memberikan pernyataan saat diwawancarai. Bahkan, mereka sempat meminta telepon seluler wartawan Kompas saat di lokasi tugas.
Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (22/9/2018) sore saat wartawan Kompas berada di lokasi kaburnya tahanan narkoba itu di Kantor Perwakilan Kepolisian Resor Kepulauan Seribu di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
Emmy (34), pedagang di sekitar Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, saat belasan tahanan kabur, dirinya mendengar teriakan dan derap langkah kaki. Saat itu juga dia mendengar suara yang diduga suara tembakan. ”Saya dengar suara tembakan sekali, mungkin tembakan peringatan atau apa,” ucap Emmy.
Saat ditanya terkait dengan berapa kali peristiwa kaburnya tahanan terjadi, Emmy menjawab dengan jawaban yang tidak tegas. ”Kalau kejadian yang besar, sih, baru kali ini,” ungkapnya. Namun, saat ditanya berkaitan dengan kejadian sebelumnya, Emmy mengatakan, dirinya tidak tahu. ”Anu, saya tidak tahu,” kata Emmy terbata.
Saat mewawancarai Emmy, Kompas diawasi seorang laki-laki berambut putih yang mengaku anggota Polres Kepulauan Seribu. Setiap hendak bertanya lebih lanjut kepada warga, pria itu beberapa kali memberikan isyarat kepada warga untuk tutup mulut.
Saat itu, dia bersama empat orang lain terus mengikuti gerak-gerik Kompas. Seorang perempuan bagian dari mereka meminta ponsel Kompas untuk melihat galeri foto dan obrolan pesan di gawai. Tak hanya itu mereka juga memfoto kartu identitas Kompas dan melarang Kompas berbicara kepada warga.
”Kasusnya sedang didalami. Nanti kalau sudah beres, saya kasih keterangan yang sejelas-jelasnya. Kamu pulang saja, jangan tanya-tanyai warga sini,” kata salah satu pria di antara mereka.
Di tempat terpisah, tim gabungan Polres Kepulauan Seribu dan Kepolisian Daerah Metro Jaya memburu 13 tahanan narkoba yang kabur dari Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu di Cilincing, Jakarta Utara. Polisi meyakini, hingga Sabtu (22/9/2018) sore, mereka masih berkeliaran di sekitar Jakarta.
Sesaat setelah kejadian, petugas telah meringkus tujuh tahanan lain yang kabur saat itu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menuturkan, tim Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya juga bergerak untuk memeriksa peristiwa ini.
Apabila ditemukan ada kelalaian petugas Polres Kepulauan Seribu, tim Propam akan menjatuhkan sanksi. Namun, Argo belum dapat memastikan apakah ada pelanggaran prosedur kerja saat kejadian sehingga tahanan bisa kabur.
Data dari Polres Kepulauan Seribu, 13 tahanan narkoba yang kabur itu ialah Muslimin, Rizki Maulana, Mohammad Kanualdi, Wandi, Humaini, Muhammad Arkiki, Junaedi, Joko Purwanto, Hamzah Ramadhan Lubis, Nasiul Umam, Lukman Hakim, M Kurnain, dan Iswandi.
Kejadian itu bermula saat anggota piket Satuan Perawatan dan Barang Bukti Brigadir Dua Nanda Agustian mengantarkan tahanan bernama Afroni menjalani tes urine. Selesai tes, Nanda membawa Afroni ke ruang tahanan. Namun, saat membuka pintu ruangan tahanan, tiba-tiba tahanan yang ada di dalam mendorong dan memukul Nanda. Dalam sekejap, 20 tahanan mendorong pintu rumah tahanan dan kabur dari tempat itu.(Kristi Dwi Utami)