NOGALES, SABTU -- Presiden terpilih Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Sabtu (22/9/2018), mengatakan tidak ingin bertengkar dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait persoalan imigrasi.
Pendekatan garis keras Trump pada persoalan imigrasi tersebut telah meningkatkan ketegangan dan membuat marah rakyat Meksiko, yang sebelumnya diklaim Trump harus membayar pembangunan tembok perbatasan antara kedua negara.
Lopez Obrador mengatakan kepada wartawan di Negara Bagian Sonora di perbatasan Meksiko-AS bahwa saling melempar kemarahan oleh kedua belah pihak bukan jawaban dari persoalan. "Kami tidak akan bertengkar dengan pemerintah AS. kami tidak akan bertengkar dengan Presiden Donald Trump," tuturnya.
"Masalah migrasi tidak bisa diselesaikan dengan membangun tembok atau dengan menggunakan kekuatan, tetapi itu adalah pekerjaan diplomatik dan perlu untuk saling menghormati," papar Lopez Obrador yang mulai menjabat sebagai Presiden Meksiko pada 1 Desember.
Pembangunan dimulai
Pada Sabtu lalu, pihak berwenang AS mengumumkan dimulainya pembangunan tembok perbatasan setinggi lima meter di kota perbatasan El Paso sepanjang 6,5 kilometer.
Saat berkampanye sebagai calon presiden AS, Trump berjanji untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko dan mendeportasi jutaan migran yang tak memiliki dokumen. Persoalan migran ilegal disebut Trump sebagai krisis imigrasi.
Trump awalnya menuntut Meksiko untuk membayar pembangunan tembok perbatasan. Namun, Meksiko berulang kali menolaknya. Kongres AS sejauh ini menyetujui dana 1,6 miliar dollar AS (Rp 23 triliun) dari 25 miliar dollar AS (Rp 370 triliun) yang diusulkan oleh Trump.
Sebagian besar perbatasan kedua negara sudah memiliki pagar atau penghalang lain, tetapi Trump memerintahkan pembangunan "tembok perbatasan yang tidak dapat dilewati". Menurut ilmuwan, pembangunan tembok seperti itu mengancam lebih dari 1.000 spesies hewan. (AFP)