Ridwan Kamil: Lebih Baik Tak Ada Sepak Bola jika Harus Korbankan Nyawa
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ”Bagi saya, lebih baik tidak ada liga sepak bola jika harus mengorbankan nyawa manusia.” Hal itu disampaikan Kamil menanggapi tewasnya seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila (23), sebelum laga Persib Bandung versus Persija Jakarta dalam laga lanjutan Go-Jek Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018).
”Saya mengutuk keras, kejadian ini sangat disesali, dari kebanggaan Persib menang menjadi rasa malu luar biasa. Saya juga sangat berdukacita terhadap Haringga Sirila yang menjadi korban karena kebiadaban dari sejumlah oknum penonton,” kata Kamil di Gedung Sate, Bandung, Senin (24/9/2018).
Ia menyoroti, jika kasus kekerasan suporter masih terus terjadi hingga menimbulkan korban jiwa, sebaiknya Liga 1 ini ditiadakan saja.
Ia juga memutuskan memberikan santunan terhadap keluarga korban yang merupakan warga Jalan Bangunusa, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, itu sebesar Rp 50 juta.
”Ini santunan dari inisiatif pribadi sebagai tanggung jawab dan supaya situasi lebih baik. Diharapkan tidak ada lagi korban jiwa akibat kekerasan suporter. Kita tentu berharap liga sepak bola yang prestatif,” ucapnya.
Dalam akun Instagram-nya, Kamil memasang kata-kata ”Turut Berduka Cita” dengan latar belakang hitam.
”Saya sudah meminta kepolisian untuk menangkap dan menghukum seberat-beratnya oknum biadab yang terlibat. Lima tersangka sudah ditangkap dan ditahan di Polrestabes Bandung. Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk kita semua untuk tidak melakukan fanatisme berlebihan karena Merah Putih dan Indonesia Raya kita masih sama,” tulis Kamil.
Puluhan tersangka
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar M Yoris MY Marzuki mengatakan, tim saat ini masih mencari pelaku penganiayaan lain. Diperkirakan pelaku pengeroyokan itu berjumlah puluhan orang.
Hingga Senin siang ini, pihak Polrestabes Bandung telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Mereka berusia antara 17 dan 40 tahun, dua di antaranya masih di bawah umur.
”Kami masih mencari tersangka lain karena diperkirakan pelaku penganiayaan ini sekitar 30 orang. Kami juga mengimbau pelaku untuk menyerahkan diri ke Polrestabes Bandung atau polsek terdekat,” ujar Yoris.
Ia memaparkan, kejadian itu berawal sekitar pukul 13.00 ketika sejumlah bobotoh, sebutan untuk suporter Persib, melakukan penyisiran terhadap The Jakmania, pendukung Persija.
Pada saat itu datang korban yang membonceng sepeda motor temannya, seorang warga Bandung. Korban memang datang ke Bandung ingin menonton laga itu meski yang bersangkutan tidak mengenakan atribut The Jakmania.
Ketika dilakukan penyisiran, persisnya di lokasi parkir sepeda motor di Gerbang Biru Stadion Gelora Bandung Lautan Api, setelah mengetahui korban ber-KTP Jakarta, massa dari suporter Persib menganiaya korban hingga korban meninggal di tempat kejadian.
”Massa yang mengeroyok korban ada yang memukul, menendang, juga ada yang menganiaya dengan menggunakan besi, kayu, batu, helm, dan kaca. Korban mengalami luka serius di bagian kepala hingga meninggal di tempat kejadian,” ujar Yoris.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengimbau masyarakat supaya menghapus atau tidak lagi menyebarkan video penganiayaan terhadap korban yang menjadi viral di media sosial.
”Diimbau kepada masyarakat jangan lagi menyebarkan video penganiayaan itu karena sangat biadab. Sebaiknya video itu dihapus saja. Video itu bisa menjadi petunjuk awal penyidikan untuk menangkap para pelaku,” kata Trunoyudo.