JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan sumber daya manusia menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam rangka mendorong Indonesia masuk dalam 10 negara dengan perekonomian terbesar pada 2030. Agar pendidikan dapat diakses seluruh masyarakat, teknologi internet memiliki potensi memperluas akses itu. Melalui aplikasi, masyarakat dapat mengakses video pelajaran yang diperlukannya kapan saja dan di mana saja.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjelaskan, target Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kesembilan terbesar pada 2030 dan keempat terbesar pada 2050 perlu didukung melalui pengurangan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial, serta pembangunan sumber daya manusia.
”Sumber daya manusia di Indonesia banyak, tetapi kualitasnya belum ideal. Ada banyak orang pintar, tetapi tidak semuanya memiliki attitude menjadi orang sukses,” kata Eko dalam acara peluncuran buku Jimmy Gani-Rise to the Challenge di Perpustakaan Nasional Republik indonesia, Jakarta, Senin (24/9/2018).
Ia menyatakan, 60 persen kepala desa memiliki latar belakang pendidikan tingkat SD atau SMP. Pengetahuan atau pengalaman mereka tidak cukup untuk melakukan tugas-tugas manajerial atau administrasi pemerintah.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia itu, penggunaan jaringan internet diharapkan dapat memberikan akses pendidikan kepada siapa pun.
”Dengan zaman revolusi industri 4.0 ini, pertemuan tidak menjadi hambatan lagi. Pada akhir 2019, semua desa ditargetkan punya jaringan internet. Sekarang sudah ada sekitar 90 persen,” kata Eko.
Dalam kesempatan yang sama, diluncurkan pula aplikasi gawai pintar Proven Academy yang menyediakan konten pendidikan mengenai profesionalitas dalam bentuk video.
Direktur Eksekutif dan CEO IPMI International Business School Jimmy Gani mengatakan, aplikasi itu menargetkan kalangan profesional dari industri apa pun. ”Dalam aplikasi itu, ada pelajaran tentang strategi marketing, sales, human resources, budaya kerja, dan lainnya,” katanya. Ada beberapa materi yang berbayar dan ada yang bisa diakses secara gratis.
Ke depan, Jimmy berencana kerja sama dengan pihak universitas untuk menyediakan konten yang lebih beragam dan berkualitas. ”Kita berharap masyarakat di daerah terpencil juga dapat mengakses pendidikan yang berkualitas,” katanya.