Dorong Semangat Wirausaha, Pemerintah Berdayakan Pengusaha Muda
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Untuk membangun kemandirian bangsa, pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda menjadi salah satu bidang prioritas yang memperoleh dukungan dari pemerintah. Pemuda yang memiliki jiwa kewirausahaan dan komitmen kuat dapat memperoleh dukungan berupa pendampingan, modal, serta penghargaan.
Selain dari pemerintah, kewirausahaan itu juga didukung oleh perguruan tinggi. Dalam program perlombaan kewirausahaan Religio Preneur yang digelar oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), misalnya, penghargaan berupa dana, piala, dan sertifikat diberikan kepada sejumlah pengusaha muda berprestasi.
Asrorun Ni’am Sholeh, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, mengatakan, semua pengusaha muda bisa mendaftarkan diri untuk memperoleh dukungan dari Kemenpora. ”Yang penting, pemuda itu punya jiwa kewirausahaan dan komitmen,” ucapnya dalam acara Talk Show Religio Preneur di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Selasa (25/9/2018).
Program pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda oleh Kemenpora itu dibagi dalam tiga tahap. Pertama adalah dukungan berupa pendampingan atau pelatihan mendasar. Dalam program itu, potensi pengusaha itu dieksplorasi dan dikembangkan agar ia dapat memulai usahanya.
Dukungan pada tahap kedua berupa hibah diberikan kepada para pengusaha yang usia usahanya di bawah dua tahun. Para pemuda itu sering kali kesulitan memperoleh kredit dari lembaga perbankan karena persoalan kinerja usahanya yang belum cukup terukur dan dinilai kurang kredibel.
Dukungan Kemenpora pada tahap ketiga diberikan kepada para pengusaha yang usia usahanya di atas dua tahun. Dukungan itu berupa apresiasi dan penghargaan berbasis kompetisi. ”Pengusaha yang bisnisnya sudah settle perlu rekognisi dari masyarakat dan berjejaring dengan komunitas usaha yang lebih luas,” ujar Asrorun.
Lomba kewirausahaan
Dalam acara Talk Show Religio Preneur yang digelar pada Selasa, ada enam pengusaha dari sejumlah daerah yang diberikan penghargaan berupa dana, piala, dan sertifikat. Pemenang pertama memperoleh hadiah Rp 15 juta, pemenang kedua Rp 12 juta, pemenang ketiga Rp 10 juta, dan tiga pemenang harapan masing-masing Rp 5 juta.
Bagi Sidiq Permana, pengusaha muda yang mendirikan Nusantara Beta Studio, sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak (software), acara perlombaan seperti Religio Preneur itu merupakan kesempatan baginya mengumpulkan modal untuk mendirikan usaha.
”Sebelumnya, modal saya nol rupiah. Selama 2010-2011, saya giat ikut kompetisi dan memenangi hadiah berupa dana. Saya berhasil mengumpulkan hingga ratusan juta rupiah dan jadilah perusahaan ini. Tim kami awalnya hanya terdiri atas tiga orang. Sekarang ada 29 orang,” tutur Sidiq.
Muhammad Maksum, Ketua Panitia Religio Preneur, menyebutkan, acara Religio Preneur itu pertama kali digelar pada tahun ini. Pendaftaran terbuka secara nasional untuk pemuda berusia 16-30 tahun yang memiliki usaha sejak minimal dua tahun dan memiliki nilai keagamaan yang baik.
”Kami ingin mendorong kreativitas para pengusaha muda. Kami tidak hanya menilai aspek bisnisnya, tetapi juga nilai keagamaannya, juga kepedulian sosialnya,” ucap Maksum.
Asrorun menambahkan, kewirausahaan itu tidak hanya dinilai melalui keuntungan atau kerugian yang bersifat material. ”Aspek kreativitas, inovasi, nilai kemanfaatannya kepada masyarakat, dampaknya pada lingkungan hidup, serta keberlanjutannya juga penting,” ucapnya.
Menjadi negara mandiri
Setelah mengembangkan infrastruktur negara, fokus pemerintah juga akan mengarah pada pengembangan sumber daya manusia. Salah satunya melalui pengembangan kewirausahaan. ”Untuk membangun negara yang maju dan mandiri, kita perlu meningkatkan jumlah wirausaha,” kata Asrorun.
Global Entrepreneurship and Development Institute memaparkan, indeks wirausaha Indonesia berada pada peringkat ketujuh di kawasan ASEAN dengan nilai 20,7. Peringkat pertama diduduki oleh Singapura (52,7), diikuti oleh Brunei Darussalam (34,3), Malaysia (32,7), Thailand (27,4), Filipina (24,1), dan Vietnam (23,2).
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan, jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah semakin meningkat. Pada 2005 tercatat 47 juta unit usaha, sedangkan pada 2015 ada 60,7 juta unit usaha.