Di tengah ketegangan diplomatik antara Kerajaan Arab Saudi dan Pemerintah Kanada, kelompok akrobatik asal Kanada, Cirque du Soleil, menggelar pertunjukan pertama mereka di Kota Riyadh, Arab Saudi, pada Minggu (23/9/2018). Pertunjukan sirkus tersebut memukau warga Arab Saudi.
Penampilan rombongan akrobatik di Riyadh tersebut untuk memperingati Hari Nasional Arab Saudi. Penampilan kelompok akrobatik itu berlangsung sebulan setelah Arab Saudi mengusir Duta Besar Kanada dan membekukan semua perdagangan dengan Kanada menyusul seruan Kanada yang mendesak Riyadh untuk aktivis hak asasi manusia yang dipenjara di Arab Saudi.
Pemain akrobatik meluncur cepat, berayun, memutar, dan melakukan akrobat udara di Stadion Olahraga King Fahd yang penuh sesak. Kelompok Cirque du Soleil mengatakan bahwa pertunjukan di Kota Riyadh itu adalah salah satu produksi terbesar mereka.
Lebih dari 80 seniman tampil di atas panggung. Sebanyak 250 kostum disiapkan untuk menyesuaikan dengan tradisi lokal di Arab Saudi yang konservatif. Pengumuman pergelaran akrobatik tersebut pertama kali dilakukan di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), pada April lalu saat kunjungan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman ke AS.
Namun, ketegangan diplomatik di antara dua negara itu sempat memunculkan keraguan, apakah pertunjukan kelompok akrobatik itu akan tetap berlangsung di Arab Saudi. Kanada telah menolak memberikan alasan terciptanya ketegangan pada Agustus lalu.
Kanada bertekad untuk selalu membela hak asasi manusia secara global. Para diplomat mengatakan, negosiasi tingkat tinggi sedang berlangsung di antara kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan.
Riyadh yang marah memerintahkan para mahasiswa Arab Saudi keluar dari universitas-universitas Kanada meskipun lebih dari 1.000 mahasiswa kedokteran telah diberikan perpanjangan waktu belajar. Perselisihan diplomatik itu mencerminkan kebijakan luar negeri Pangeran Mohammed yang keras. Hal ini bersamaan dengan langkah keras mereka menindak para pengkritik setempat.
Konser dan tarian
Hari Nasional Arab Saudi dirayakan di seluruh kerajaan pada Minggu (23/9/2018) dengan menampilkan konser dan tarian rakyat. Menurut Kementerian Informasi Arab Saudi, sebanyak 990.000 kembang api disiapkan di 20 kota, termasuk Riyadh.
Bangunan-bangunan ikonik di Riyadh bermandikan cahaya hijau dan lagu-lagu patriotik diperdengarkan. Para penonton berkeliaran di jalan-jalan yang penuh dengan mobil-mobil yang dihiasi bendera nasional. Kerajaan Arab Saudi yang ultrakonservatif ini dengan sangat hati-hati mulai memperkenalkan hiburan, termasuk konser musik, meski ada risiko tentangan dari kelompok garis keras.
Ini adalah bagian dari upaya liberalisasi Pangeran Mohammed bin Salman yang telah mengakhiri larangan menonton bioskop selama bertahun-tahun. Selain itu, kini perempuan pun diperbolehkan mengemudi. Tidak hanya itu, perempuan dan laki-laki kini bisa menghadiri konser bersama.
Pada Februari 2018, Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi (GEA) mengumumkan akan menggelar lebih dari 5.000 festival dan konser pada tahun 2018. Jumlah tersebut dua kali lipat dari jumlah festival dan konser yang digelar tahun lalu. Pergelaran konser dan festival ini akan menghasilkan 64 miliar dollar AS (Rp 951,6 triliun) dalam dekade mendatang. (AFP)