DENPASAR, KOMPAS — Bandara I Gusti Ngurah Rai siap sambut para tamu delegasi dan kepala negara pada rapat tahunan Dana Moneter Internasional (IMF), 9-14 Oktober 2018. Sejumlah fasilitas baru dinyatakan siap digunakan, termasuk apron baru, kompleks untuk kepala negara VVIP, dan 16 gerbang imigrasi otomatis baru.
Apron baru di sisi barat Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, rapi dan siap digunakan sejak Senin (24/9/2018). Apron di atas lahan reklamasi itu sanggup menampung tambahan parkir 6-10 pesawat. Jika awalnya cukup untuk 37 pesawat, kini Ngurah Rai bisa menampung 47 pesawat.
Peningkatan fasilitas juga menambah ruang sirkulasi pesawat dari 30 menjadi 33 unit per jam. Itu setelah menambah panjang landas pacu dari 3.000 meter menjadi 3.400 meter. ”Hari ini semua bisa digunakan. Kami tinggal upacara adat Melaspas untuk mengoperasikannya,” kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di kantor PT Angkasa Pura I di Kuta, Bali, kemarin.
Lima paket dikerjakan untuk menyambut rapat tahunan IMF. Kompleks VVIP bagi para kepala negara sudah selesai. Ada bangunan untuk kepala negara dan bangunan untuk para menteri. Seluruhnya dihiasi nuansa Bali dengan ukiran-ukiran kayu dan batu yang dikerjakan manual. Tinggal pekerjaan kecil seperti membenahi instalasi listrik.
Pekerjaan terbesar dalam penambahan fasilitas itu ialah reklamasi dan pembangunan apron tambahan. Reklamasi ini bagian dari total luas lahan 43,75 hektar di Pantai Jerman, Kuta, yang memperoleh izin lokasi dan izin reklamasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Validasi imigrasi
Wakil General Manager Komersial Bandara I Gusti Ngurah Rai Rahadian Dewanto Yogiswara mengatakan, dengan tambahan 16 gerbang imigrasi otomatis, bandara itu sekarang mempunyai 20 gerbang otomatis.
Gerbang otomatis ini mempercepat proses validasi imigrasi dari 30-45 detik jadi 15-30 detik. ”Jadi akan mempercepat lalu lintas orang di sini,” katanya.
Jumlah tamu dan delegasi IMF yang masuk lewat Bandara I Gusti Ngurah Rai diperkirakan 18.000 orang. Puncak kedatangan 7-8 Oktober. Adapun puncak kepulangan 13-14 Oktober. Lalu lintas orang di Bandara Ngurah Rai 32.000-35.000 orang per hari.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, IMF dan Bank Dunia mengapresiasi persiapan Indonesia. ”Persiapan kita dinilai sangat baik. Bahkan, menurut mereka, ajang di Bali ini akan jadi yang terbesar sejak pertemuan pertama tahun 1946,” katanya.
Permintaan mobil delegasi sudah 4.000 unit. Pengaturan lalu lintas masih dibahas.
Persiapan pertemuan tahunan itu juga ditandai kesiapan terowongan (underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai. Terowongan sepanjang 912 meter ini mulai dibangun September 2017 yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama tiga BUMN infrastruktur.
Tingginya volume kendaraan yang melintas di lokasi itu karena di sana merupakan pertemuan akses Bandara Ngurah Rai, akses tol Bali Mandara, dan akses dari Denpasar menuju kawasan Nusa Dua. ”Saya mengucap syukur atas selesainya proyek ini. Tahun lalu, waktu kami akan memulainya saya sempat tanya ke Pak Basuki (Menteri PUPR) apa bisa selesai underpass ini sebelum pertemuan IMF-Bank Dunia? Saat itu Pak Basuki menjawab bisa. Dan ternyata bisa malah lebih cepat dari target,” kata Luhut.
Seiring beroperasinya underpass ini diharapkan kemacetan di Simpang Tugu Ngurah Rai dapat dikurangi. ”Ini bagian dari proyek-proyek infrastruktur yang kita kerjakan menjelang pertemuan IMF-Bank Dunia. Kita bereskan semua, seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK), TPA Suwung yang sudah 18 tahun baru selesai sekarang, Bandara Ngurah Rai akan kami perluas hingga 40 hektar, lalu proyek underpass ini. Saya harapkan masyarakat Bali tidak lagi ribut-ribut karena niat kita baik,” ujarnya.
Luhut menambahkan, dampak ekonomi pertemuan itu diharapkan turut dirasakan daerah lain, seperti Banyuwangi, Labuan Bajo, Borobudur, dan Danau Toba. Di Bali, daya tarik baru bersamaan peresmian patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 121 meter, lebih tinggi dari patung Liberty di AS yang tingginya 93 meter.