Proyek Baru Kill The DJ untuk Petani di Desanya
Selama beberapa waktu terakhir, musisi Marzuki Mohamad punya kesibukan yang tidak biasa. Melalui lembaga bernama UD Anarkisari, pendiri kelompok Jogja Hip Hop Foundation itu tengah sibuk mengerjakan proyek baru, yakni memasarkan beras dari para petani di Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Beras itu baru mulai dipasarkan selama seminggu ini,” ungkap Marzuki saat ditemui di Jogja Hip Hop Foundation (JHF) Studio, Kota Yogyakarta, Senin (24/9/2018) sore.
Marzuki menceritakan, beras yang dijualnya itu diolah dari padi yang ditanam para petani di sekitar tempat tinggalnya di Dusun Banjarsari, Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Klaten. Sejak beberapa tahun lalu, Marzuki memang tergerak untuk membantu para petani di desanya agar bisa menjadi lebih sejahtera.
“Sekitar empat tahun lalu, saya membikin kelompok petani muda di desa saya,” kata musisi yang dikenal dengan lagu hip hop berbahasa Jawa itu.
Awalnya, Marzuki mengajak para petani muda itu belajar bersama mengenai metode-metode baru pertanian. Setelah itu, Marzuki mengajak mereka untuk mengembangkan usaha produksi beras dari hulu hingga ke hilir, mulai dari pembibitan, penanaman padi, hingga penggilingan.
“Sudah ada unit produksi, mulai dari pembibitan, tanam, panen, sampai penggilingan,” ujar pencipta lagu “Jogja Istimewa” itu.
Unit produksi itulah yang kemudian diberi nama UD Anarkisari. Saat ini, UD Anarkisari sudah berhasil memproduksi beras jenis C4 dengan harga Rp 12.500 per kilogram (kg). Beras tersebut dijual dalam tiga jenis kemasan, yakni kemasan 5 kg seharga Rp 62.500, 10 kg seharga Rp 125.000, serta 25 kg seharga Rp 312.500.
Tanpa distributor
Sesudah produksi beras bisa dilakukan, Marzuki dan kawan-kawannya pun mulai memasarkan beras dari para petani Prambanan itu. Namun, berbeda dengan penjualan beras pada umumnya, beras yang diproduksi UD Anarkisari tidak dijual melalui distributor. Oleh karena itu, beras tersebut tak dijual di supermarket, minimarket, atau pasar tradisional.
“Konsep bisnisnya adalah cut off the middleman (menghilangkan perantara). Artinya tidak ada distributor. Jadi, tidak mungkin mendapatkan beras kita itu di supermarket, minimarket, atau agen penjualan yang lain,” ungkap Marzuki yang dikenal dengan nama alias Kill The DJ.
Menurut Marzuki, konsep penjualan tanpa distributor atau perantara itu dipilih agar petani bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Selama ini, para petani memang jarang menikmati keuntungan besar karena penjualan beras harus melalui sejumlah perantara dan distributor. “Dengan konsep ini (tidak ada perantara), uang yang masuk ke petani akan menjadi lebih besar,” tutur lelaki berusia 42 tahun itu.
Karena tidak memakai distributor, penjualan beras produksi UD Anarkisari lebih banyak mengandalkan media sosial, misalnya Instagram. Selain itu, beras tersebut juga bisa dibeli secara langsung di JHF Studio.
Jaringan pertemanan Marzuki yang luas juga sangat bermanfaat untuk memasarkan beras tersebut. Terbukti, selama beberapa waktu terakhir, sejumlah seniman dan tokoh di Yogyakarta telah membeli beras produksi UD Anarkisari.
Menurut Marzuki, mereka yang sudah membeli beras itu antara lain aktivis sosial Alissa Wahid, musisi Farid Stevy Asta, perupa Agus Suwage dan Eko Nugroho, serta Maria Tri Sulistyani yang merupakan pentolan kelompok teater boneka Papermoon Puppet Theatre. “Pertama-tama ya teman-teman sendiri semua yang beli,” ujar Marzuki.
Meski dipasarkan tanpa melalui distributor, penjualan beras produksi UD Anarkisari ternyata cukup bagus. “Selama seminggu, beras ini sudah terjual hampir 2 ton,” tutur Marzuki.
Melalui usaha produksi dan penjualan beras itu, Marzuki tentu tak sedang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Baginya, usaha tersebut lebih bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani agar banyak anak muda tertarik menjadi petani di desa.
“Desa harus kuat biar tidak ditinggal anak-anak mudanya. Saya juga berharap, pertanian itu menjadi gaya hidup dan menyenangkan untuk anak-anak muda,” ujar Marzuki.
Foto dan tanda tangan
Untuk mendongkrak pemasaran beras itu, Marzuki dan timnya juga membuat kegiatan promosi. Pada Senin sore tadi, misalnya, mereka yang membeli beras UD Anarkisari di JHF Studio bisa mendapat bonus berupa tanda tangan dan foto bareng dengan Marzuki.
Salah satu yang tertarik dengan kegiatan promosi itu adalah Alex Budi Laksmana (42), warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar pukul 15.00, Alex sudah tiba di JHF Studio untuk membeli beras kemasan 5 kg. Sesudah itu, ia pun mendapat kesempatan untuk meminta tanda tangan serta berfoto bersama Marzuki.
Menurut Alex, ia sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Marzuki untuk membantu para petani di desanya. Sebab, tanpa upaya terobosan semacam itu, petani akan sulit sejahtera. “Saya sangat mengapresiasi karena petani memang harus dibantu. Tanpa ada terobosan-terobosan dari orang-orang yang peduli, petani sulit bertahan,” ungkapnya.