Ratusan Daerah di Indonesia Masih Endemis Kaki Gajah
Oleh
Khaerudin
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 236 kabupaten dan kota di Indonesia masuk kategori endemis filariasis atau penyakit kaki gajah. Sosialisasi kepada masyarakat menjadi kunci pencegahan penyakit yang masih belum bisa diobati ini. Kader posyandu perlu memiliki pemahaman yang baik tentang penyakit ini agar bisa memberikan edukasi kepada masyarakat di kabupaten atau kota endemis filariasis.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik pada Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, pemerintah melakukan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis kepada masyarakat di kota-kota endemis filariasis untuk mencegah penularan penyakit itu.
”Pemerintah menargetkan semua kabupaten endemis filariasis telah melaksanakan PPOM pada tahun 2020,” ujar Jane di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Ia menuturkan, penyakit kaki gajah disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk yang ada larvanya akan menularkan penyakit kaki gajah. Ketika nyamuk mengisap darah, larva itu menembus kulit dan masuk menuju sistem limfatik. Larva itu tumbuh dewasa di sana.
”Penyakit kaki gajah yang sudah parah tidak bisa disembuhkan. Oleh sebab itu, pencegahannya perlu dipahami masyarakat luas,” lanjut Jane.
Anggota National Task Force Filariasis, Taniawati Supali, mengatakan, pemberian obat gratis di kota atau kabupaten yang endemis filariasis kerap terkendala kesalahpahaman masyarakat. Efek samping yang kerap muncul setelah minum obat pencegahan filariasis antara lain sakit kepala, mual, demam, dan mengantuk.
”Reaksi yang muncul biasanya sembuh dalam tiga hari tanpa perlu diobati. Karena kurang informasi, ada masyarakat yang enggan minum obat karena ada efek tersebut yang dialami orang lain. Padahal, semua penduduk di daerah endemis filariasis perlu minum obat itu agar penularan penyakit bisa ditekan,” tutur Tania.
Untuk itu, pemerintah daerah perlu memastikan kader posyandu mampu memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat. Selain minum obat, hal lain yang perlu diperhatikan warga adalah membersihkan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk, memakai obat nyamuk di tempat-tempat yang banyak nyamuk, dan memakai kelambu saat tidur. Ada 23 jenis nyamuk di Indonesia yang bisa menularkan filariasis dari genus Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes, dan Armigeres.
Ia menyebutkan, tahun ini 131 kabupaten dan kota di Indonesia sedang melaksanakan POPM filariasis secara bertahap. Sebanyak 105 kabupaten dan kota dalam tahap evaluasi dan survelians setelah POPM filariasis. Masyarakat di kota endemis filariasis minum obat pencegah satu kali dalam setahun selama lima tahun. (SUCIPTO)