Kawasan Sekitar Stasiun di Tangerang Belum Tertata
Oleh
Pingkan Elita Dundu
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sejumlah stasiun kereta di Kota dan Kabupaten Tangerang dibangun tanpa mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penumpang dalam jumlah yang besar. Begitu peminat angkutan umum ini melonjak, infrastruktur, seperti trotoar, parkir, dan penataan lalu lintas, tidak tersedia. Aneka persoalan menyeruak, termasuk terkait kemacetan.
Di Stasiun Tanah Tinggi, Batuceper, dan Poris hingga kini tidak tersedia sarana park and ride. Trotoar juga sempit di sisi jalan raya utama. Sementara di sisi jalan lain yang langsung ke permukiman dan pasar, tidak tersedia trotoar.
Selain jalanan semrawut, arus lalu lintas di sekitar pintu keluar stasiun juga macet karena antrean ojek konvensional dan daring.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman mengatakan, minat masyarakat menggunakan kereta api dari dan ke Kota Tangerang terus tumbuh. Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penumpang tersebut tidak diikuti dengan adanya penyediaan fasilitas park and ride, baik oleh pengelola kereta api, yakni PT Kereta Api Indonesia, swasta, maupun perorangan.
”Saat jam sibuk, penumpang membeludak sehingga terjadi kemacetan lalu lintas. Petugas kami turunkan untuk mengatur lalu lintas agar mengurangi kemacetan di sekitar pintu masuk dan keluar stasiun,” kata Saeful.
TOD belum jelas
Hingga kini, rencana peletakan batu pertama pembangunan transit oriented development (TOD) Poris Plawad di Jalan Benteng Betawi, Kecamatan Cipondoh, belum jelas. Padahal, rencana awal, groundbreaking proyek pemerintah pusat ini dilakukan pada April dan ditunda pada Juni. Diharapkan, pembangunan dilakukan mulai 2019 hingga 2020.
”Saat ini, kami belum mendapat informasi terbaru perkembangan rencana pembangunan TOD. Seharusnya, bulan Juni sudah groundbreaking, tetapi sampai sekarang kami tidak tahu kejelasan perkembangannya dan masalah kenapa tertunda lagi,” kata Saeful.
Dalam rencana, TOD Poris Plawad akan dibangun di area 19.000 meter persegi yang menghubungkan stasiun KRL dan kereta bandara di Batuceper dengan Terminal Poris Plawad.
Kawasan TOD dengan fungsinya sebagai terminal angkutan tipe A itu akan memiliki lebar jalan utama 14 meter (2 jalur dan 4 lajur).
TOD ini akan menghubungkan delapan moda transportasi umum, yakni bus transjakarta rute Poris Plawad-Harmoni dan Poris Plawad-Bundaran Senayan; bus AKDP yang terdiri dari delapan trayek yang menghubungkan Terminal Poris Plawad dengan sejumlah kota di Provinsi Banten, seperti Serang, Cilegon, dan Tangerang Selatan, selain juga bus AKAP yang terdiri atas 57 trayek yang menghubungkan Terminal Poris dengan sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera.
Selain itu, bus transtangerang melayani rute Poris Plawad-GOR Jatiuwung, angkot dalam Kota Tangerang sebanyak 16 trayek dan 6 trayek angkutan kota perbatasan, KRL Jabodetabek rute Stasiun Tangerang, hingga stasiun Duri. KA Bandara Soekarno-Hatta juga bakal singgah di Stasiun Batu Ceper.
Menurut rencana, ada LRT Tangerang-Tangerang Selatan yang saat ini masih dalam perencanaan pembuatan jalur. LRT ini akan melayani rute Stasiun Poris Plawad (Kota Tangerang) dan Stasiun Rawa Buntu (Tangerang Selatan).
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.