JAKARTA, KOMPAS Percobaan pembegalan kembali terjadi di Jakarta Timur, Rabu (26/9/2018) siang. Warga yang mengejar pelaku lantas mengeroyok dua begal ini. Aksi main hakim sendiri tak terelakkan hingga pembegal babak belur.
Dua begal mencoba merampas sepeda motor milik seorang pelajar di sekitar Jalan Robusta Raya, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pemilik motor terluka karena berusaha mempertahankan miliknya. Saat itulah, warga mengejar dan mengeroyok pelaku.
Aldi (38), tukang parkir yang berada tak jauh dari lokasi kejadian, mengatakan, siswa yang menjadi korban terluka di punggung karena berusaha mempertahankan motor miliknya. Korban dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.
"Kalau dua pelaku itu tadi dihajar warga sampai badannya penuh darah. Satunya seperti pingsan, tidak bergerak tadi saat dibawa polisi," ucapnya.
Pelaku sempat berusaha mempertahankan diri dengan mengacungkan celurit ke arah korban dan warga yang mengejarnya. "Enggak ada yang berani dekat, mereka berdua (pelaku) pegang celurit. Tadi orang-orang di sini lempar batu ke mereka," ucapnya.
Kejar-mengejar sempat terjadi. Pelaku tertangkap warga di wilayah Bintara, Bekasi, sekitar 1 kilometer dari lokasi pembegalan.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Ida Ketut Gahananta belum mengetahui kejadian pembegalan dan pengeroyokan di Pondok Kopi. "Saya baru saja mengikuti gelar perkara. Saya belum mendapat informasi," ujarnya.
Sebelumnya, pembegalan terjadi di Jalan Inspeksi Kanal Timur, Cakung, Jakarta Timur pada 5 September. Pada kasus itu, tiga pelaku merampas motor di saat situasi sepi. Pelaku diringkus aparat kepolisian kurang dari 24 jam.
Penganiaya M
Di Kota Bekasi, polisi masih mengejar penganiaya M (5). Selain terluka parah, M kini trauma berat.
Kepala Subbagian Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari di Bekasi, Rabu (26/9/2018), mengatakan, polisi telah memeriksa enam saksi terkait penganiayaan M (5).
Keenam saksi itu adalah AR, ibu korban; tiga teman ibu korban; asisten rumah tangga ibu korban; dan petugas pengamanan di kompleks perumahan Prima Lingkar Asri, Kota Bekasi. “Sementara, pelaku masih kami kejar,” kata Erna.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Rury Arief Rianto mengatakan, penganiayaan terjadi 22 September dini hari. M ditemukan AR, ibunya, telah bersimbah darah di rumah mereka di kawasan Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi.
Saat itu, M berada di rumah bersama kakaknya, F (7); dan asisten rumah tangga.
Menurut Rury, saat ia mendatangi M pada Sabtu malam, balita itu terluka parah. Ia mendapatkan 20 jahitan di luka-lukanya. Tiga gigi bocah itu pun rontok.
Rury menambahkan, asisten rumah tangga AR mendapati keempat teman majikannya itu datang. Sebanyak tiga dari mereka pulang setelah mengambil sepeda motor, namun satu di antaranya tetap di rumah. Asisten rumah tangga mengaku, salah satu teman AR itu dalam keadaan mabuk dan hendak memerkosa dia. Oleh karena itu ia berteriak dan kabur.
“Diduga karena kesal, teman AR itu melampiaskannya kepada M. Sementara F yang berada di kamar berbeda dari M selamat,” kata Rury.
Mien Aminah, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan pada Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi mengatakan, M mengalami trauma berat. “Ia takut jika melihat orang datang,” katanya.
Fokus penanganan, menurut Mien, diarahkan pada penyembuhan fisik M terlebih dulu. Setelahnya akan ada konseling baik untuk M, F, maupun AR.