Panen, Harga Bawang Merah Anjlok Jadi Rp 8.000 Per Kilogram
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS - Harga bawang merah di tingkat petani di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, sepekan terakhir anjlok hingga 80 persen karena panen melimpah. Mengantisipasi kerugian besar, petani diimbau menunda penjualan ke pasar.
Rosidin (47), petani bawang merah di Tegal Selatan, dihubungi dari Semarang, Rabu (26/9/2018) mengatakan, awal panen pekan lalu harga masih Rp 15.000 per kilogram (kg). Kini anjlok menjadi Rp 8.000 per kg.
“Dengan segitu, petani rugi sekitar Rp 5.000 per kg dari biaya produksi. Ini merugikan, panen justru sedang bagus,” ujarnya.
Panen bawang merah diperkirakan melimpah dengan produktivitas sekitar 10 ton per hektar. Musim kemarau membuat biji bawang merah lebih padat, kadar air di bawah 20 persen.
Harga bawang sortiran alias bawang grade C pun rontok hanya Rp 5.500 per kilogram.
Petani bawang merah di Tanjung, Brebes, Ahmad Sutarto (50) mengatakan, petani sangat berharap hasil panen kali ini lebih baik dibanding panen Januari 2018. Saat itu, harga bawang merah anjlok Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kg. Salah satu penyebab eksternal, merembesnya bawang impor yang dalam aturan dalam bentuk bibit, tetapi justru bawang konsumsi.
Ongkos produksi budidaya bawang merah, kata Ahmad, kini sekitar Rp 13.000 per kg. Demi untung, petani harus bisa jual minimal Rp 15.000 per kg.
Saat harga jatuh awal tahun lalu, petani terbantu kebijakan pembelian bawang merah besar-besaran oleh aparat sipil negara di tingkat pemkab maupun pemprov Jateng. “Panen kali ini, saya harap kepala daerah bisa mengeluarkan kebijakan serupa, bawang petani bisa dibeli Rp 15.000 per kg," kata dia.
Produk melimpah
Menurut petani, harga rendah tak hanya di tingkat petani. Bawang merah di pasar induk bawang di Sengon Tanjung juga dibeli rendah pedagang. Harga pedagang di sana Rp 10.000 per kg hingga Rp 11.000 per kg. Alasan pedagang, harga tak bisa naik karena mereka juga tak bisa mengirim bawang ke luar Brebes.
Pasar-pasar yang biasa menerima bawang merah dari Brebes dan Tegal, seperti Pasar Cibitung dan Pasar Tanah Tinggi di Jakarta, saat ini juga dibanjiri bawang merah dari beberapa sentra lain seperti Lampung, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Timur.
“Harga bawang sortiran alias bawang grade C pun rontok hanya Rp 5.500 per kg,” ujar Maryadi, petani di Bulakamba, Brebes.
Ketua Umum Asosiasi Petani Bawang Merah Indonesia (APBMI) di Brebes, Juwari mengemukakan, pihaknya sudah mengimbau petani menunda jual bawang merah hasil panen. Hasil panen lebih baik diolah dan dikemasi dengan baik supaya dapat disimpan di gudang. Jika harga sudah membaik, bawang merah yang sudah diproses itu bisa dijual.
Menurut Juwari, lahan tanaman bawang yang siap panen kemungkinan lebih luas dibanding panen awal tahun. Saat ini lebih dari 1.000 hektar lahan bawang merah di Brebes dan Tegal siap panen. Hasil panen juga bagus. Bahkan lahan yang tanamannya dikelola dengan benar bisa menghasilkan panen 12 ton per hektar.
“Petani berharap pemerintah bisa membantu petani dalam hal pemasaran supaya mendapatkan harga yang menguntungkan,” kata Juwari.