Warga Berpenghasilan Rendah Dipermudah Mengakses Rumah
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Sebanyak 63 orang yang termasuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mendapat kemudahan akses pendanaan rumah melalui program KPR Mikro ABCG. Mereka mendapat pinjaman Rp 38 juta untuk lahan serta nantinya mendapat stimulan untuk pembangunan rumah.
Direktur Utama Bank BTN Maryono, di sela-sela peletakan batu pertama proyek percontohan Curug Asri, di Kabupaten Kendal, Kamis (27/9/2018), mengatakan, program itu merupakan turunan dari kredit pemilikan rumah (KPR) mikro yang diluncurkan pada 2017. Sasarannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan pekerjaan tidak tetap.
”Dengan adanya program ini, kami harapkan tingkat kebutuhan rumah yang setiap tahun bertambah dapat berkurang. Jika proyek percontohan ini berjalan baik di Kendal, kami akan mencoba menerapkannya di daerah-daerah lain di Indonesia,” tutur Maryono.
Proyek percontohan itu merupakan kerja sama Bank BTN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Kabupaten Kendal, dan Universitas Diponegoro (Undip). Sinergi ini untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mendapat akses pendanaan rumah.
Adapun skema yang digunakan ialah KPR Mikro ”Academy-Business-Community-Government” (ABCG). Skema tersebut merupakan hasil kolaborasi empat pihak yang terdiri dari akademisi, dunia usaha atau bisnis, komunitas, dan pemerintah untuk mendukung pembangunan perumahan swadaya bagi masyarakat.
Syarat-syarat calon debitor dalam proyek percontohan ini antara lain usia minimal 21 tahun, penghasilan di bawah upah minimum provinsi atau Rp 2,5 juta per bulan, serta belum memiliki rumah dan tanah. Profil debitor kemudian diverifikasi oleh Undip. Uang muka sebesar Rp 1,9 juta dengan cicilan Rp 571.000 per bulan selama 10 tahun.
Proyek percontohan dilaksanakan di lahan seluas 1 hektar di Desa Curug Sewu, Kecamatan Patean, Kendal, yang terbagi dalam 63 kavling, dengan luas masing-masing 84 meter persegi. Sementara itu, bangunan yang didirikan maksimal seluas 36 meter persegi.
Maryono menambahkan, debitor mendapat pinjaman dana sebesar Rp 38 juta dengan skema bundling KPR BTN Mikro serta Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR. Nantinya, debitor yang terverifikasi akan mendapat Rp 30 juta dari BSPS untuk membangun rumah.
Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR M Yusuf Hariagung mengatakan, proyek ini merupakan bagian dari BSPS. ”Yang reguler, kami memberi stimulan kepada masyarakat yang sudah memiliki tanah. Sementara ini, penyediaan tanah dibantu BTN,” ujarnya.
Rektor Undip Yos Johan Utama menuturkan, pelibatan akademisi terkait tata kelola dan verifikasi dalam proyek tersebut merupakan satu terobosan. Undip, lanjutnya, siap dimintai bantuan apa pun demi menjadikan proyek KPR Mikro ABCG bermanfaat bagi masyarakat.