JAKARTA, KOMPAS — Setelah ditutup sejak Jumat, 28 September, akibat gempa, Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, kembali dibuka, tetapi untuk kebutuhan terbatas. Bandara hanya dibuka untuk kebutuhan darurat, search and rescue, dan bantuan kemanusiaan. Landasan yang retak membatasi ruang gerak untuk lepas landas pesawat.
Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait mengatakan, AirNav Indonesia selaku operator pengatur lalu lintas udara sudah mengeluarkan sejumlah pengumuman berkaitan dengan izin lalu lintas udara di bandara itu.
Pengumuman itu menyebutkan, AirNav Indonesia telah menerbitkan notam terbaru yang membuka kembali penerbangan di Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu. Pembukaan bandara ini bersifat khusus hanya untuk kondisi darurat, SAR, dan kemanusiaan.
Hal lain yang diumumkan adalah panjang landas pacu (runway) Bandara Palu adalah 2.250 meter, tetapi yang dapat digunakan saat ini hanya sepanjang 2.000 meter karena 250 meter mengalami keretakan. AirNav telah memasang marka untuk kondisi tersebut. AirNav juga mengumumkan, saat ini layanan navigasi dilakukan dengan prosedur visual flight rules (VFR).
AirNav Indonesia telah memberangkatkan personel dari Kantor Cabang Makassar untuk memberikan layanan navigasi penerbangan di Palu. Personel yang diberangkatkan sebanyak 11 orang, terdiri dari 5 personel ATC, 4 personel teknik telekomunikasi, 1 personel teknik listrik, dan 1 personel ARO. Tim dari Makassar juga membawa genset dan bahan bakar.