logo Kompas.id
UtamaBenang-benang Putus
Iklan

Benang-benang Putus

Oleh
Kurnia JR
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oGtC9QPjcpXk_9cRdZk-yuSS6O0=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F03%2Fbahasa-featureImage.png

Dalam sejarah Bahasa Indonesia, puitika Amir Hamzah dan Sanusi Pane merupakan  satu dari sekian puncak estetika Pujangga Baru pada dekade 1930-an. Generasi berikutnya mengejar horizon baru dengan potensi baru sehingga lahir estetika Chairil Anwar dan Asrul Sani.

Setelah Republik Indonesia berdiri dan mengukuhkan kedudukan tak sebatas nama bahasa yang berinduk kepada peradaban Melayu, diksi dan puitika Pujangga Baru dianggap sebagai khazanah klasik karena pemujaan gunung dan nyiur melambai tidak lagi memenuhi hasrat manusia zaman bom atom. Pada Sutan Takdir Alisjahbana, semangat jiwa yang ingin bebas dari penjajahan tidak lepas dari profil “ombak”, “tebing curam”, dan “gunung pelindung” yang indah namun pasif bak arca di candi. Sedangkan Chairil dalam sajak “Diponegoro” memekik dengan kalimat langsung: “Bagimu negeri | Menyediakan api“ dan “Sekali berarti | Sudah itu mati.”

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000