JAKARTA, KOMPAS — Data sementara yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga Sabtu, 29 September, pukul 10.00, jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, mencapai 48 orang meninggal dan 356 luka-luka. Jumlah ini diperkirakan masih bakal meningkat mengingat jumlah korban belum sepenuhnya terdata.
Bahkan di sejumlah lokasi terdampak gempa di Kabupaten Donggala, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, jumlah korban meninggal masih belum terdata. ”Kemungkinan jumlah korban masih ada banyak,” ujar Sutopo.
Ia juga mengakui jumlah korban, baik yang meninggal maupun luka akibat tsunami di pesisir pantai Palu, juga masih belum terdata. Yang pasti, menurut Sutopo, saat jaringan komunikasi pulih, perkembangan jumlah korban baru akan terdata dengan baik.
Sutopo menjelaskan, Kepala BNPB telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo terkait penanganan gempa di Sulawesi Tengah ini. ”Bapak Presiden sudah memberikan arahan dan menyampaikan dukacita yang mendalam,” katanya.
Kepala BNPB bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada Jumat malam melalui Makassar, kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helikopter. Bandar Udara Mutiara SIS Al Jufri Palu ditutup dari Jumat (28/9/2018) pukul 19.26 Wita hingga Sabtu (29/9/2018) pukul 19.20 Wita.
Sementara itu, menurut Sutopo, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, tim ini terbang ke Donggala menggunakan helikopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lain.
Sejauh ini, untuk penanganan tanggap darurat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, TNI telah mengerahkan pasukan guna membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala.
TNI menggerakkan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakkan 30 personel beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personel dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.
Sutopo mengakui, komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Gempa susulan masih terus berlangsung.