Jumlah Korban Dipastikan Bertambah, Sebagian Besar akibat Gempa
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga pukul 10.00 WIB, jumlah korban di Kota Palu, Sulawesi Tengah, akibat gempa dan tsunami yang menerpa wilayah itu sejak Jumat (28/9/2018) mencapai 48 orang meninggal dan 356 orang luka-luka. Di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum ada laporan yang diterima mengenai dampak bencana itu akibat jalur komunikasi yang lumpuh.
Jumlah korban dipastikan bakal bertambah banyak. Kemungkinan bertambahnya jumlah korban setelah sarana komunikasi bisa diperbaiki sehingga data korban di sejumlah daerah terdampak gempa ter-update dengan baik.
”Jumlah korban dan kerusakan masih akan bertambah dan masih dalam proses pendataan. Sebagian besar korban meninggal akibat gempa. Banyak pula korban yang ditemukan di pantai akibat tsunami,” tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (29/9/2018), di Jakarta.
Saat ini, hanya ada jaringan komunikasi XL yang berjalan di wilayah yang terdampak bencana itu. Akibat hambatan komunikasi, laporan terkait dampak bencana tidak disampaikan secepat biasanya. Dari Kabupaten Donggala, BNPB belum menerima laporan apa pun.
Di Palu, ratusan bangunan runtuh dan masih ada banyak korban yang perlu dievakuasi dari runtuhan bangunan tersebut. Akses ke beberapa jalan juga ditutup karena terjadi kerusakan akibat gempa.
Pelabuhan dan bandara di Palu pun rusak dan tidak bisa dipakai. Bandara di Palu diperkirakan tutup hingga Sabtu malam ini. Tim dari Kementerian Perhubungan telah tiba di bandara di Palu untuk melakukan perbaikan.
Listrik di Palu dan Kabupaten Donggala masih padam dan penanganan difokuskan pada pemulihan listrik agar komunikasi dengan daerah tersebut dapat berjalan. Selain itu, pencarian korban juga menjadi prioritas.
Warga di kawasan itu tetap diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam bangunan. Potensi gempa susulan masih bisa terjadi dan dapat membahayakan.
Sutopo menambahkan, periode kritik dan panik ini dapat berlangsung selama 3-4 hari, tanggapan darurat selama 7-14 hari, proses penghunian selama 3-6 bulan, serta rehabilitasi dan konstruksi bangunan selama 2-3 tahun.
”Intensitas gempa di Sulawesi ini lebih besar dibanding di Lombok. Gempa di Sulawesi ini tidak ada hubungannya dengan Lombok. Sumber biangnya berbeda,” ucap Sutopo.
Puncak intensitas gempa di Sulawesi pada Jumat kemarin pukul 17.02 dikatakan mencapai M 7,7, kemudian direvisi menjadi M 7,4. Lokasi gempa berada pada 26 kilometer dari utara Donggala, Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 10 kilometer. BMKG tidak lama kemudian menyampaikan peringatan tsunami selama 30-40 menit.
Di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, intensitas gempa melebihi M 6 dan cukup kuat untuk merobohkan bangunan.