Penerbangan Komersial ke Palu Ditiadakan Hingga Kamis
Oleh
Khaerudin
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS - Bandara Mutiara SIS Al-Jufry, Palu, Sulawesi Tengah tidak akan melayani penerbangan komersial hingga Rabu pekan depan. Hingga Sabtu (29/9/2018), sebanyak delapan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju Bandara Mutiara SIS Al-Jufry dan sebaliknya telah dibatalkan.
Sejak Kota Palu dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah diguncang gempa berkekuatan 7,7 skala richter, Jumat (28/9/2018), Bandara Mutiara SIS Al-Jufry Palu ditutup karena sebagian dari landasan pacu sepanjang 2.250 meter retak sehingga tidak dapat digunakan. Rencananya, bandara tersebut akan kembali dibuka pada Sabtu pukul 19.40 Wita.
Namun, AirNav Indonesia menurunkan notice to airmen (notam) baru pada Sabtu, 03.57 Wita yang menyatakan, Bandara Mutiara SIS Al-Jufry akan ditutup hingga Rabu (3/10/2018) pukul 23.59 Wita. Chief of Officer in Charge (OIC) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Ryan Suprapto mengatakan, keputusan pada notam yang baru tersebut tidak akan berubah sampai notam baru diturunkan.
“Saat ini, Bandara Mutiara SIS Al-Jufry hanya digunakan untuk keperluan SAR (search and rescue), kebutuhan darurat, dan keperluan kemanusiaan. Kabar mengenai penerbangan di luar tiga keperluan tersebut, seperti penerbangan komersial, tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Ryan.
Ryan menambahkan, tiga penerbangan oleh tiga maskapai dari Palu menuju Bandara Soetta pada Sabtu dibatalkan. Ketiga maskapai tersebut adalah Lion Air dan Batik Air di Terminal 1A serta Garuda Indonesia di Terminal 3.
“Rincian maskapai dan nomor penerbangannya adalah Batik Air ID 6561 pukul 07.50 WIB, Garuda GA 623 pukul 08.45 WIB, dan Lion Air JT 2703 pukul 10.45 WIB,” kata Ryan.
Tiga penerbangan dari Bandara Soetta menuju Palu juga dibatalkan pada Sabtu, yaitu Batik Air ID 7585 pukul 02.30 WIB, Lion Air JT 720 pukul 05.05 WIB, dan Garuda GA 622 pukul 18.10 WIB. Terkait dengan itu, penumpang dapat memilih untuk menjadwal ulang atau membatalkan penerbangannya.
“Penumpang dapat memilih untuk reschedule (penjadwalan ulang) atau membatalkan penerbangannya langsung di customer service (layanan pelanggan) maskapai. Kalau reschedule, biasanya penumpang akan pergi ke Makassar, kemudian lanjut ke Palu lewat jalan darat,” ujar Ryan.
Di lain pihak, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, perusahaannya telah membatalkan sejumlah penerbangan ke Palu hingga 2 Oktober 2018. Sebanyak delapan dari 18 penerbangan yang dibatalkan menghubungkan Tangerang dengan Palu. Ikhsan menyatakan, kebanyakan penumpang dari Jakarta mengganti rute penerbangannya menuju Makassar.
“Penumpang boleh ganti rute ke Makassar atau bandara-bandara yang terdekat dari Palu. Kami belum merekap datanya, tapi memang permintaan ke Makassar memang meningkat,” kata Ikhsan. Sebelumnya, pihaknya telah memberitahukan pembatalan ke-18 penerbangan kepada para calon penumpang.
Sebanyak 23 penerbangan tiga maskapai Lion Group, yakni Lion Air, Batik Air, dan Wings Air pada 28—29 September juga dibatalkan. Corporate Communciations Strategic Lion Group, Danang Mandala Prihantoro, menyatakan, sebanyak lima di antaranya menghubungkan Bandara Soetta dengan Bandara Mutiara SIS Al-Jufry.
“Kepada pelanggan, kami menyediakan fasilitas berupa pengembalian dana sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No 185 Tahun 2015 dengan pemotongan sebesar 10 persen. Untuk reschedule, tidak ada biaya tambahan hingga akhir Oktober 2018,” kata Danang.
Sampai saat ini, Lion Group belum mengambil kebijakan yang akan diterapkan mulai Minggu (30/9/2018) hingga Rabu (3/10/2018). Dua orang penumpang yang ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Andi Jaya (57) dan Syaiful (36) harus meninggalkan loket layanan konsume Lion Air dengan perasaan kecewa setelah gagal membeli tiket ke Palu untuk penerbangan pada Minggu.
“Saya sudah dapat tiket Garuda buat besok Minggu, tapi mereka segera beri tahu kalau penerbangan dibatalkan. Sedangkan saya cek tadi sore sebelum jam 6 sore, Lion Air masih menjual. Makanya saya coba ke sini,” kata Andi. Sekitar pukul 21.00 WIB, sudah tidak ada tiket yang dijual di situs Traveloka.com maupun Tiket.com untuk penerbangan hari Minggu.
Sebagai gantinya, Andi dan Syaiful akan membeli tiket menuju Makassar. Dari sana, mereka akan melanjutkan penerbangan ke Mamuju, kemudian Andi menempuh jalur darat ke Palu, sedangkan Syaiful menuju Kabupaten Sigi. Saat ini, keluarga keduanya telah mendengar kabar bahwa keluarga inti mereka masing-masing telah aman.
Penumpang lainnya, Supriyanto (21) dan Fajar (35) juga batal berangkat ke Palu pada Sabtu malam. Mereka segera mencari penerbangan alternatif menuju Gorontalo, Makassar, Sulawesi Selatan, Tarakan, Kalimantan Utara, atau Balikpapan, Kalimantan Timur. Fajar mengatakan, keluarga intinya aman di Tolitoli, namun seorang adiknya yang berkuliah di Universitas Tadulako, Palu, belum terdengar kabarnya.
Sugeng (46) juga segera mengganti jadwal penerbangannya dari pukul 18.10 WIB menuju Palu menjadi pukul 21.00 WIB menuju Makassar. “Saya tinggal di Kabupaten Sigi. Nanti, dari Makassar ada pesawat Hercules milik TNI yang membawa saya ke Palu,” kata Sugeng yang ingin segera menemui istri dan ketiga anaknya. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)