BANJARBARU, KOMPAS - Kebakaran lahan gambut di wilayah Kalimantan Selatan makin mendekati permukiman warga. Sabtu (29/9/2018) siang, empat rumah warga di Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, terbakar.
Rumah kayu milik Abdul Wahab (72) dan tiga anak anaknya hangus dilalap api sekitar pukul 13.00 Wita. Harta benda di dalam rumah tak sempat diselamatkan. ”Saya keluar rumah hanya dengan pakaian di badan. Api dari belakang rumah cepat membesar. Dua buah sepeda motor juga terbakar,” kata Abdul Wahab, kemarin.
Wahab hanya mengenakan kaos dalam dan celana panjang. Ia tampak lusuh tanpa alas kaki berdiri melihat puing-puing rumahnya. ”Saat kejadian, saya sedang tidur. Terbangun api sudah membesar,” tuturnya.
Pantauan satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP, Sabtu (29/9), ada 115 titik panas di wilayah Kalsel.
Fitriyani (26), cucu Wahab mengatakan, titik panas terlihat pertama di belakang rumah sekitar pukul 06.00 Wita. Lahan gambut mengepulkan asap. Namun, beberapa saat kemudian, titik api menjauh. ”Tidak menyangka ketika siang api malah mendekat ke rumah,” katanya.
Menurut Saian (53), tetangga korban, titik api yang muncul di belakang rumah Wahab sempat dipadamkan warga. Namun, karena siang itu panas terik dan embusan angin kencang, api itu menyala lagi dan menjalar sampai ke rumah warga. ”Sulit memadamkan karena keterbatasan air,” ujarnya.
Ketika api sudah berkobar membakar rumah Wahab dan tiga anaknya, petugas pemadam kebakaran dengan mobil tangki tiba ke lokasi. Api padam kurang dari satu jam. Meski begitu, rumah empat keluarga itu sudah rata tanah.
Berdasarkan pantauan, lahan gambut di sekitar lokasi rumah warga yang terbakar masih mengepulkan asap. Embusan angin yang cukup kencang seringkali membuat api menyala sehingga menghanguskan rumput dan semak belukar yang kering.
Pantauan satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP, Sabtu (29/9), ada 115 titik panas di wilayah Kalsel. Titik panas terpantau di Banjar (41), Hulu Sungai Selatan (14), Kotabaru (13), Banjarbaru (8), Tapin (6), Tanah Bumbu (8), Hulu Sungai Utara (7), Tanah Laut (6), Barito Kuala (5), Balangan (4), Hulu Sungai Tengah (2), dan Tabalong (1). Jumlahnya meningkat dibandingkan hari sebelumnya, 59 titik.
Di Sumatera Selatan, jumlah titik panas akhir pekan ini mencapai 89 titik. Ini yang terbanyak satu minggu terakhir. Banyaknya titik panas dipengaruhi cuaca kemarau yang panas di lapangan.
Hari ini, titik panas tersebar di beberapa daerah, seperti Ogan Komering Ilir (31), Banyuasin (18), Musi Banyuasin (9), Musi Rawas (8), Muara Enim (6), Ogan Komering Ulu Selatan (4), Ogan Komering Ulu Timur (4), Ogan Ilir (4), Lahat (3), Musi Rawas Utara (2). “Namun demikian, tim masih melakukan pemantauan di lapangan untuk memastikan titik panas tersebut adalah titik api,” ujar Ansori.
Jika dibandingkan dengan titik panas dalam seminggu terakhir, ini yang paling besar. Di sepanjang September lalu, titik panas terbanyak terjadi pada 15 September, dimana titik panas mencapai 100 titik.
Menurut Ansori, Kepala Badan Penanganan Bencana daerah (BPBD) Sumsel, hingga saat ini enam helikopter dikerahkan untuk memadamkan api di kawasan rawan terbakar, terutama Kecamatan Pangkalan Lapam, Pedamaran Timur, Cengal, Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kecamatan Indralaya Utara, Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.
Di sisi lain, tim darat juga terus melakukan pemadaman serta pembasahan untuk mencegah meluasnya dampak kebakaran di daerah rawan. Salah satu kawasan yang telah dihentikan kebakarannya yakni di Bukit Besak, Desa Perangai, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Kebakaran terjadi sejak Jumat kemarin. Saat ini, api sudah padam menyisakan asap mengepul. “Tim akan tetap waspada, karena api bisa muncul kembali,” katanya. Ansori mengatakan, dalam melakukan pemadaman tim mengalami kesulitan karena titik api berada di puncak dan kesulitan memperoleh air.
Ansori mengatakan, timnya belum mengirimkan helikopter untuk melakukan pengeboman air, karena tim dapat memadamkan api dan kebakaran tidak terjadi di lahan mineral. “Kami masih fokus di daerah yang rawan terbakar yang berada di sekitar kota Palembang, terutama di kawasan yang jika terbakar asapnya berpotensi besar mengarah ke Palembang,” katanya.
Kepala Manggala Agni Daerah Operasi Banyuasin Adi Nofriansah menerangkan, setelah dilaporkan adanya titik panas, pihaknya segera melakukan pemeriksaan di lapangan. Hasilnya, hanya ada beberapa kawasan yang terbukti terbakar yakni di Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin dan di Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara.
Selama proses pemadaman, kata Adi, sejumlah kendala ditemukan di lapangan. “Kami sangat sulit mendapatkan air, karena sejumlah kanal sudah mulai mengering,” katanya. Di sisi lain, tiupan angin juga cukup kencang sehingga membuat api dengan cepat berkobar.