Dari Palu, Atlet Paralayang Jatim Mendarat di Malang
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Delapan atlet paralayang Jawa Timur yang berlaga di Palu dan sempat dievakuasi dari daerah terdampak bencana, Minggu (30/9/2018), sekitar pukul 16.30, tiba di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh, Malang. Sementara itu, tiga rekan mereka, yakni atlet paralayang asal Malang Raya, belum diketahui nasibnya.
Kedelapan atlet itu pulang ke Malang bersama 30-an warga sipil lainnya. Mereka naik pesawat Hercules TNI AU. Kedatangan para atlet itu disambut haru keluarga yang menanti di Apron Baseops Lanud Abdulrachman Saleh.
Salah satu atlet, Taufik, menuturkan, dirinya dievakuasi dari Palu menuju Makassar pada Sabtu karena tidak ada pesawat menuju Malang. Pesawat menuju Malang baru ada Minggu ini.
”Waktu terjadi gempa saya ada di Mal PGM dekat laut,” kata Taufik yang bersyukur tidak mengalami luka. Taufik menginap di hotel berbeda dengan ketiga rekannya yang belum diketahui nasibnya.
Jumlah total atlet yang belum diketahui nasibnya ada tujuh, yakni tiga orang berasal dari Sulawesi Utara dan 1 orang dari Korea Selatan.
Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama Andi Wijaya, yang hadir dalam kesempatan itu, mengatakan, pesawat membawa sekitar 40 penumpang, termasuk para atlet paralayang. Mereka adalah korban gempa di Palu yang sebelumnya dibawa ke Makassar.
Menurut Andi, ada cukup banyak warga di Palu yang ingin ke Makassar. TNI AU memfasilitasi, jika ada pesawat yang kosong setelah melakukan droping bantuan ke Palu, maka saat kembali akan membawa penumpang ke Makassar.
”Kalau untuk yang terbang ke Malang, kami belum bisa memastikan karena posko penanganan bencana ada di Makassar. Ini Hercules terbang ke Malang karena akan menjalani perawatan setelah jam terbangnya habis,” ujarnya.