BIRMINGHAM, SENIN — Sejumlah pejabat Inggris mengingatkan Uni Eropa bahwa Inggris lebih memilih meninggalkan blok UE tanpa kesepakatan daripada harus menerima aturan Brussels yang mengikat. Bahkan, Menlu Inggris Jeremy Hunt menyamakan UE dengan Uni Soviet karena UE berupaya menghukum Inggris agar tak bisa keluar dari UE.
Pernyataan keras dari sejumlah pejabat Inggris itu muncul dalam acara Kongres Partai Konservatif di Birmingham, Senin (1/10/2018), yang berlangsung sejak Minggu. Sampai hari kedua, sikap resmi Partai Konservatif belum jelas, apakah akan mendukung proposal Chequers yang disusun kabinet PM Theresa May atau tidak.
Kubu hard Brexit yang didukung mantan juru runding Brexit, David Davis, dan mantan Menlu Boris Johnson menganggap Chequers terlalu tunduk pada Brussels. Adapun kubu soft Brexit yang didukung Menkeu Philip Hammond menganggap Chequers menjauhkan Inggris dari UE.
Menteri Brexit Dominic Raab dalam pidatonya memperingatkan UE bahwa jika blok itu mencoba mengunci Inggris dari ”pintu belakang”, ”Kami tak punya pilihan, akan keluar blok tanpa kesepakatan”. Raab juga menyatakan bahwa Inggris sudah banyak melakukan kompromi yang menyakitkan.
”Kini UE yang butuh bertemu kami,” kata Raab.
Namun, pernyataan yang lebih keras datang dari Menlu Inggris Jeremy Hunt yang menggantikan Boris Johnson. Hunt mengatakan, UE berniat menghukum Inggris karena ingin keluar dari UE. Ia menyamakan UE dengan Uni Soviet yang mencoba menghadang anggotanya yang ingin keluar.
”Adalah Uni Soviet yang menghentikan keinginan orang yang ingin keluar. Belajar dari sejarah sungguh jelas, jika Anda mengubah klub UE menjadi penjara, keinginan untuk keluar tidak akan hilang, tetapi akan terus tumbuh, dan kami bukanlah satu-satunya tahanan yang ingin lari,” kata Hunt.
Pernyataan Hunt yang keras ini langsung dikecam dua mantan Menlu Inggris. ”Benar-benar tak pantas menjadi Menlu Inggris,” kata Peter Ricketts. Sementara Simon Fraser menilai pernyataan itu sebagai ketidakmampuan Hunt dalam menilai situasi.
Namun, Hunt yang dikenal santun berbicara, kali ini tak mau berhenti mengecam UE. ”Reaksi Inggris bukanlah merangkak, melainkan kami akan menyerang balik. Kami adalah salah satu negara terhebat di Eropa, dan ada satu titik di mana kami akan mengatakan ”Jika Anda tidak serius untuk membuat kesepakatan, kami juga tidak akan serius.”
Pebisnis butuh UE
Namun, pandangan Hunt ataupun Raab ini tidak didukung sebagian anggota Konservatif lainnya. Banyak anggota parlemen Konservatif yang lebih memilih hubungan yang dekat dengan UE. Hal yang sama juga diinginkan para pebisnis dan kelompok industri besar, yang khawatir persoalan aturan dan bea cukai akan berdampak terhadap ekonomi UE.
Menkeu Philip Hammond dalam pidatonya menekankan bahwa Partai Konservatif adalah partai yang mementingkan bisnis dan aspirasi ekonomi. ”Ini adalah partai pasar bebas yang dulu diperjuangkan Margaret Thatcher,” kata Hammond.
Menurut Hammond, Inggris memiliki kemampuan untuk menopang ekonominya jika tidak tercapai kesepakatan Brexit. Namun, kata Hammond, keraguan masyarakat mengenai masa depan Inggris telah berdampak pada ekonomi saat ini. Ia juga mengingatkan, UE ingin melakukan kesepakatan dengan Inggris.
”Semangat warga UE adalah mereka ingin memiliki kesepakatan dengan Inggris. Mereka ingin meminimalisasi gangguan saat Inggris keluar dari UE, mereka ingin tetap berhubungan dengan kita dan memiliki kemitraan perdagangan yang mulus di masa depan,” kata Hammond kepada TV BBC.
Komunitas bisnis Inggris merasa frustrasi dengan ketidakjelasan yang terjadi. Kemarin Kamar Dagang Inggris (BCC) meminta Partai Konservatif mampu mengatasi perpecahan internal dan mampu memperlihatkan ”kenyataan yang sebenarnya”.
BCC juga berharap kongres ini memiliki ”jawaban-jawaban praktis” terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar Brexit dan menghindarkan perceraian yang tidak teratur dari UE. (AP/AFP/REUTERS)