Kota-kota di Asia Pasifik mengalami pertumbuhan pesat yang belum pernah terjadi selama dua dekade terakhir. Sebagai efek samping dari pertumbuhan ekonomi positif, tidak dapat dihindari dampak negatif, mulai dari pencemaran udara, kemacetan parah di kota-kota besar, hingga tantangan lain yang terkait mobilitas dan infrastruktur. Mengatasi polusi suara juga menjadi semakin penting sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Apakah upaya menghadirkan mobil listrik sejalan dengan upaya mengurangi efek-efek negatif itu?
Perusahaan pengiriman Parcel DHL eCommerce adalah salah satu pihak yang tengah menguji kendaraan listrik di Malaysia dan Vietnam selama satu tahun terakhir. Tujuannya mengurangi emisi gas rumah kaca terkait logistik hingga nol pada 2050. Hal itu diharapkan membantu perseroan meningkatkan kredibilitas mereka di bidang lingkungan.
Kendaraan listrik mengurangi polusi udara dan dapat mengurangi impor minyak suatu negara. Jika listrik yang menggerakkannya berasal dari sumber terbarukan, kendaraan listrik juga dapat membantu memenuhi target pengurangan emisi yang diajukan oleh pemerintah dalam Kesepakatan Paris 2015.
Proyek DHL dinilai relatif jarang di Asia, yang menurut para ahli tertinggal dari wilayah lain dalam menciptakan insentif yang tepat. Proyek ini mencoba menciptakan kerangka kerja peraturan dan infrastruktur yang diperlukan untuk membuat kendaraan listrik lebih menarik bagi pengemudi dan pebisnis. Pada awalnya, DHL ingin menguji coba proyek di tiga negara, tetapi masalah regulasi dan terbatasnya kendaraan listrik di Thailand mengakibatkan hal itu tidak jadi diujicobakan di negara itu.
Secara global, DHL berharap mengganti 70 persen dari semua kendaraan yang digunakannya untuk layanan pengiriman ”pertama dan terakhir” dengan versi energi yang lebih bersih pada 2025. ”Setelah satu tahun, kami akan melihat mana yang terbaik dan seberapa praktis untuk meningkatkan dan melihat lebih banyak armada yang bergabung dengan kami,” ujar Anil Gautam, Direktur Pelaksana untuk DHL eCommerce Malaysia, kepada Thomson Reuters Foundation.
Kondisi di pasar global
Di seluruh dunia, mobil listrik dan hibrida mencapai 3 juta unit pada 2017, naik 54 persen ketimbang 2016. Hal itu terungkap dalam laporan tahun 2018 oleh Badan Energi Internasional (IEA) yang berpusat di Paris.
China adalah pasar mobil listrik terbesar dengan total mencapai 580.000 unit. Menghadapi risiko kesehatan masyarakat dari kota-kota yang semakin tercemar, menurut Nick Twork, manajer umum inovasi dan komunikasi teknologi di aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, Pemerintah China menempatkan target yang jelas untuk penjualan kendaraan listrik. China juga berinvestasi dalam teknologi dan produksi massal guna menekan biaya serta membuat kendaraan listrik lebih terjangkau.
Data IEA memperlihatkan, Amerika Serikat memiliki jumlah kendaraan serupa tertinggi kedua dengan sekitar 280.000 mobil terjual tahun lalu. Norwegia berada di slot teratas dengan mobil listrik mencakup sekitar 39 persen dari penjualan mobil baru.
Selain China dan Jepang, para ahli mengatakan, pemerintah Asia juga harus berkonsultasi lebih banyak dengan industri dan konsumen untuk meningkatkan kebijakan kendaraan listrik, terutama karena keuntungan ekonomi beralihnya industri kendaraan dari bahan bakar fosil ke listrik sangat tipis. Ada kebutuhan untuk memperluas infrastruktur bagi pengisian kendaraan listrik di luar rumah dan tempat kerja.
Pemerintah Asia harus berkonsultasi lebih banyak dengan industri dan konsumen untuk meningkatkan kebijakan kendaraan listrik.
Hal itu, menurut Dominic Patella, spesialis transportasi Bank Dunia di Brussels, Belgia, adalah penghalang utama untuk mendorong tumbuhnya industri kendaraan listrik di wilayah tersebut.
Pemerintah sejatinya dapat memberikan insentif atau subsidi bagi pembeli kendaraan listrik, termasuk pendaftaran berbiaya murah dan keringanan pajak atas penjual. Bisnis seperti pengiriman parsel dan perusahaan taksi memiliki rute sehingga dinilai lebih mudah untuk beralih ke armada listrik karena mereka dapat melacak rute dan waktu sibuk serta mengisi ulang selama periode tenang. Hal-hal itu diharapkan menjadi bagian dari upaya menghadirkan kendaraan listrik di wilayah Asia. (REUTERS)