JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) memasok bahan bakar dari laut dan udara menyusul masih terputusnya akses jalan raya di Kota Palu, Sulawesi Tengah, akibat gempa dan tsunami. Sebanyak 4.000 liter bahan bakar minyak didatangkan menggunakan pesawat khusus dan didaratkan di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu. Adapun pasokan elpiji berikut kompor gas dikirim dengan kapal laut dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Pasokan BBM, elpiji, logistik, dan obat-obatan terus kami pantau lewat satuan tugas yang dibentuk Pertamina terkait bencana di Palu dan sekitarnya. Kami berusaha sekuat tenaga penyaluran BBM dan elpiji dapat berjalan optimal," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, Senin (1/10/2018), di Jakarta.
Selain persoalan akses jalan yang terputus, tidak semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Palu dan Donggala beroperasi normal. Apalagi, sejumlah operator SPBU turut menjadi korban gempa dan tsunami sehingga layanan penjualan BBM di SPBU tidak optimal.
"Perusahaan telah mengerahkan 50 tenaga operator dari Balikpapan dan kota lain di Sulawesi untuk menggantikan operator di SPBU yang terdampak bencana. Sementara ini, bantuan elpiji yang kami salurkan sebanyak 200 tabung ukuran 12 kilogram dan 50 tabung ukuran 5,5 kilogram beserta regulator dan selang untuk keperluan dapur umum," ucap Adiatma.
Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus memaksimalkan pasokan listrik di wilayah Palu dan Donggala. Sebanyak 250 personel dengan keahlian di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi, diterjunkan untuk memulihkan sejumlah fasilitas listrik yang rusak akibat gempa. Selain itu, PLN juga mendatangkan sejumlah suku cadang.
"Kami juga mengoptimalkan pemanfaatan genset untuk memasok listrik di sejumlah rumah sakit dan tempat pengungsian. Tempat-tempat tersebut menjadi prioritas kami untuk mengalirkan kembali pasokan listrik," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam keterangan resmi.