Bagaimana Hoaks Penganiayaan Ratna Sarumpaet Menyebar di Medsos
Ratna Sarumpaet dalam jumpa pers di kediamannya, Kampung Melayu Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018), akhirnya mengakui telah berbohong soal kabar penganiayaan terhadap dirinya. Ratna mengaku telah membohongi calon Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah politisi pendukung koalisi Prabowo-Sandiaga. Dia pun minta maaf.
Kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet memang menyebar cepat, terutama di media sosial sejak Selasa (2/10/2018). Akun twitter milik politisi, terutama pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga hingga juru bicara tim kampanye pasangan ini ikut mengabarkan ihwal penganiayaan terhadap Ratna.
Tanggal 2 Oktober, pukul 12.50 akun twitter milik Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mencuit, "Mbak @RatnaSpaet mmg mengalami penganiayaan n pengeroyokan oleh oknum yg blm jelas. Jahat n biadab sekali."
Cuitan Fadli Zon bahkan diritwit hingga 1153 kali dan disukai 2389 akun.
Tak berapa lama kemudian, masih pada hari yang sama, Fadli Zon kembali mencuit bahwa dia mengunjungi Ratna dua hari sebelumnya. Fadli menyertakan foto dirinya bersama Ratna. Fadli menulis di akun twiternya, "Sy jenguk Mbak @RatnaSpaet saat proses recovery dua hari lalu. Tindakan penganiayaan ini mmg sungguh keji."
Fadli bukan politikus Partai Gerindra pertama yang mencuit soal kabar penganiayaan terhadap Ratna. Tanggal 2 Oktober itu, anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Rachel Maryam malah lebih dulu mencuit di akun twitternya soal kabar penganiayaan terhadap Ratna. Rachel mencuit pada pukul 10.51, "Innalillahi bunda @RatnaSpaet semalam dipukuli sekelompok orang. Saat ini keadaan babak belur. Hei kalian beraninya sama ibu2! Apa kalian gak punya ibu? Lahir dari apa kalian?"
Dalam cuitannya tersebut, Rachel bahkan menyertakan foto Ratna yang terlihat tengah berbaring di tempat tidur dengan lebam di wajahnya.
Sebelum cuitan tersebut, Rachel terlebih dahulu mencuit ulang cuitan anggota DPD asal DKI Jakarta Fahira Idris yang juga dikenal sebagai pendukung pasangan Prabowo-Sandi. Dalam cuitannya Fahira menyertakan berita dari situs Rakyat Merdeka Online. "Astagfirullah, Ibu @RatnaSpaet Ratna Sarumpaet Dianiaya Beberapa Orang di #Bandung - mohon bantuan @DivHumas_Polri kang @ridwankamil @Poldajabar untuk mengusut tuntas kasus keji ini..
Stop Kekerasan Terhadap Aktivis, Khususnya Aktivis Perempuan!"
Hampir sejam kemudian, Rachel kembali mencuit soal penganiayaan terhadap Ratna. Kali ini Rachel bahkan menuliskan kalimat dalam cuitannya tersebut, "Setelah dikonfirmasi kejadian penganiayaan benar adanya." Lengkapnya Rachel mencuit seperti ini, "Setelah dikonfirmasi, kejadian penganiayaan benar terjadi.. hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tgl 21 kemarin. Berita tidak keluar karena permintaan bunda @RatnaSpaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa."
Koordinator Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil A Simanjuntak juga semapt mencuit soal kabar penganiayaan Ratna. Tanggal 2 Oktober pukul 15.08, cuitan pertama Dahnil adalah berita situs detik.com yang berjudul "Sandiaga: Ratna Sarumpaet Diancam Tak Boleh Cerita Kondisinya."
Berita tersebut menuliskan pernyataan calon wakil presiden Sandiaga yang menuturkan cerita Ratna bahwa dia mengalami tindak kekerasan dan diancam tidak boleh bercerita soal keadaanya.
Hampir satu jam kemudian, pada pukul 15.59, Dahnil kembali mencuit soal pertemuan Prabowo dengan Ratna di suatu tempat dan soal kekhawatiran Ratna serta ketakutannya karena trauma diancam. "Sekarang Pak @prabowo sedang bertemu disuatu tempat dengan Bu @RatnaSpaet krn beliau khawatir dan takut krn trauma merasa terancam. InsyaaAllah Pak Prabowo akan menyampaikan pernyataan sore ini terkait penganiyayaan terhadap Ratna Sarumpet. Kami tdk ingin kasus sprt ini terulang."
Tak berapa lama kemudian, Dahnil mencuit cerita pertemuan Prabowo dengan Ratna dan sikap ketua umum Gerindra tersebut yang akan menggelar pernyataan sikap soal kabar kekerasan terhadap Ratna. "Sore tadi Pak @prabowo sudah bertemu dengan bu @RatnaSpaet terkait dengan pernyataan resmi dan keprihatinan Pak Prabowo, kami akan sampaikan di Kertanegara hari ini."
Kabar di media sosial soal penganiayaan terhadap Ratna memang juga langsung ditanggapi media arus utama Sejak tanggal 2 Oktober itu, media arus utama sudah memberitakan kabar penganiayaan Ratna. Tentu saja sumbernya sebagian besar dari media sosial yang kemudian dikonfirmasi ke beberapa pihak, terutama politisi di kubu Prabowo-Sandi.
Memang sempat ada media yang berusaha mengonfirmasi ke Ratna ketika beredar informasi di media sosial soal penganiayaan tersebut pada tanggal 2 Oktober. Detikcom misalnya, menulis bahwa wartawannya sempat menelpon Ratna ketika mereka mendapatkan pesan teks yang menyebar di media sosial soal kabar penganiayaan Ratna. Dalam percakapan telepon tersebut Ratna sempat membantah kabar pengeroyokan.
Namun setelah sesaat kemudian beredar foto-foto Ratna dengan muka lebam, kontak Ratna tak bisa dilakukan lagi oleh wartawan detikcom. Nah, pada hari yang sama itulah, sejumlah postingan di media sosial dari para politisi yang kemudian membenarkan penganiayaan terhadap Ratna.
Politisi yang ikut menyebarkan informasi di media sosial pun tak sebatas dari Partai Gerindra. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik pada tanggal 2 Oktober pukul 15.07 mencuit agar polisi segera mengusut kasus penganiayaan terhadap Ratna. "Agar tak jadi gosip dan berlarut mengail prasangka, lebih baik Polisi segera usut dan ungkap kasus penculikan dan penganiayaan pada Ratna Sarumpaet. Bawa pelakunya ke muka pengadilan. Jangan ditunda."
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tanggal 2 Oktober pukul 19.27 juga mencuit soal kabar penganiayaan Ratna. Dia menanggapi cuitan Dahnil soal pertemuan Prabowo dengan Ratna. Fahri melengkapi cuitannya dengan tanda pagar atau tagar Save Demokrasi. "Mau menasihati agar ibu Ratna tegar apalah kita ini...umur beliau 70 tahun...kita belum tentu setegar beliau...tapi diam dengan keadaan ini adalah durhaka kepada Ibu pertiwi... #SaveDemokrasi"
Hingga sebelum polisi akhirnya mengungkap kebohongan kabar penganiayaan Ratna pada hari Rabu ini, media sosial masih dipenuhi kabar penganiayaan terhadap Ratna. Simpati kepada Ratna mengalir. Terlebih Ratna adalah aktivis perempuan yang menjadi korban kekerasan karena diduga punya pandangan politik yang berseberangan dengan penguasa.
Namun setelah polisi mengungkap bahwa Ratna tak dianiaya namun habis menjalani operasi plastik di sebuah rumah sakit di Jakarta, dan pengakuan sendiri Ratna jika dirinya pembuat hoaks terbaik, keriuhan di media sosial pun berbalik arah.