Bantuan Mulai Mengalir
Penanganan bencana di Sulawesi Tengah dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pengalaman dan kecakapan Kalla dalam menangani berbagai bencana menjadi pertimbangan utama dalam penunjukan tersebut.
PALU, KOMPAS Bantuan bahan makanan, pakaian, dan sukarelawan terus berdatangan di Sulawesi Tengah, baik melalui darat, udara, maupun laut. KRI Makassar, Selasa (2/10/2018), yang mengangkut logistik, prajurit, dan peralatan dari Makassar, tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu. Bantuan itu langsung didistribusikan kepada warga korban gempa dan tsunami.
Rombongan dipimpin Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI Makassar Kolonel Marinir Rasman MS. KRI Makassar mengangkut 1.633 personel yang terdiri dari 1.104 anggota TNI AD, 169 anggota Brimob Polri, dan 360 sukarelawan. Selain itu, ada pula peralatan berupa truk, kendaraan kecil, ambulans, dan alat berat. ”Berton-ton logistik berupa bahan kebutuhan pokok, selimut, dan obat-obatan juga dibawa. Bantuan ini dari semua instansi di Makassar,” kata Rasman.
Terkait distribusi logistik untuk wilayah terisolasi di beberapa wilayah Kabupaten Sigi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Selasa mulai menyalurkan melalui helikopter. Sebelumnya Bupati Sigi Irwan Lapata mengatakan, sejumlah kecamatan terisolasi karena akses jalan tertutup material longsor akibat gempa. Ini, misalnya, terjadi di Kecamatan Lindu, Kulawi, Kulawi Selatan, Gumbasa, Dolo, dan Dolo Barat.
”Untuk tahap pertama, kami mengutamakan air minum dan mi instan. Selanjutnya beras dan keperluan lain,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Posko Satgas Bencana Sulteng.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, terkait penanganan gempa di wilayahnya, untuk sementara dikoordinasi melalui Posko Satgas Bencana di Markas Korem 132/Tadulako dan dipimpin Danrem Kolonel (Inf) Agus Subiyanto.
PT Pertamina (Persero) juga memasok 11 juta liter bahan bakar minyak untuk terminal BBM Donggala. BBM diangkut menggunakan empat kapal tanker yang dikirim secara bertahap dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dan dijadwalkan tiba Rabu (3/10) hingga Jumat (5/10).
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, jenis BBM yang dipasok adalah premium, pertamax, solar, dan avtur. Setelah tiba di terminal BBM Donggala, BBM akan didistribusikan ke terminal BBM Poso, Parigi Moutong, Tolitoli, Parepare, Makassar, dan Gorontalo dengan skema ship to shop operation. ”Kami akan mengerahkan kekuatan penuh untuk memasok BBM ke Palu agar kebutuhan BBM dan elpiji di wilayah terdampak gempa dan tsunami tercukupi,” kata Adiatma.
Evakuasi warga dari Palu dengan kapal juga mulai dilakukan. PT Pelni telah mengirimkan kapal pengangkut dari dan menuju Palu yang bisa mengangkut hingga 3.000 orang sekaligus. ”Evakuasi dengan kapal bisa mengangkut ribuan orang,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan,
PT Pelni mengerahkan KM Camara Nusantara 3 dan KM Logistik Nusantara 1 untuk memfasilitasi masyarakat, instansi, lembaga, BUMN, dan perkumpulan yang akan mengirim bantuan kemanusiaan bagi korban gempa bumi di Palu dan Donggala. Dengan penambahan ini, tersedia 7 kapal dan 6 pelabuhan tempat pengiriman barang, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Surabaya.
Dipimpin Jusuf Kalla
Presiden Joko Widodo menunjuk Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin penanganan bencana di Sulteng. Pengalaman dan kecakapan Kalla dalam menangani berbagai bencana menjadi pertimbangan dalam penunjukan tersebut. ”Pagi hari ini saya sampaikan sekalian agar penanganan korban gempa dan tsunami yang ada di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong dikomandani langsung oleh Pak Wakil Presiden,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pengantar rapat terbatas.
Lebih lanjut, menurut Presiden, banyak kepala negara dan pemerintahan menyampaikan empati sekaligus menawarkan bantuan. ”Bantuan luar negeri kita terima dan bantuan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Saya minta nanti Pak Menko Polhukam menyampaikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan,” katanya.
Sementara itu, menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, pemerintah menerima tawaran bantuan dari 18 negara. Namun, hingga kemarin, baru 14 negara yang sudah menentukan jenis bantuan yang akan diberikan. Beberapa negara, seperti Singapura, meminjamkan pesawat jenis C-130. ”Jadi, kira-kira sudah ada 10 pesawat yang akan diperbantukan ke TNI AU,” katanya.
Bantuan lain berupa alat pemurnian air dari Swiss dan Jepang. Pemerintah juga mendapat bantuan generator listrik dari Jepang, India, dan Qatar.
Pemerintah Jepang dan India juga akan mendirikan rumah sakit lapangan berikut tenaga medis dan paramedis.
Menurut Wapres Kalla, seusai mendampingi Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Selasa, mekanisme penerimaan bantuan dari negara-negara lain masih dibicarakan. Namun, diharapkan, bantuan asing lebih fokus pada rehabilitasi dan rekonstruksi, seperti pada penanganan korban tsunami di Aceh pada 2004.
”Kita memfokuskan bantuan asing itu pada rehabilitasi dan rekonstruksi sama dengan waktu di Aceh. Katakanlah saudara bikin 500 rumah. Jadi, jangka panjang dan bersifat program tidak hanya tanggap darurat meskipun (bantuan) tanggap darurat juga boleh selama memenuhi kebutuhan,” kata Kalla kepada wartawan di kantor Wapres, Jakarta, kemarin.
Bantuan internasional juga datang dari organisasi internasional, seperti Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC). Ketika Wapres Kalla menerima Direktur Regional Asia Pacific IFRC Xavier Castellanos dan Kepala IFRC Indonesia Jan Gelfand di kantor Wapres, kemarin sore, IFRC juga menyiapkan donasi senilai 22 juta franc Swiss atau sekitar Rp 335,9 miliar (1 franc Swiss setara Rp 15.270).
Adapun penanganan tanggap darurat yang dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) dimulai dari penyiapan dapur umum, layanan kesehatan, penyelamatan, sampai mobil tangki air. Wapres mengatakan, PMI akan terus menangani korban bencana sampai tuntas tak hanya satu dua minggu.
”Orang sudah pulang, PMI masih di situ. Seperti di Lombok dan Yogyakarta.
Orang banyak pasang bendera hanya seminggu dua minggu setelah itu tinggalkan, PMI tidak pernah tinggalkan daerah, tetapi sampai tuntas,” kata Kalla.
Saat ini, 12 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) BNI beroperasi normal di daerah bencana di Sulteng. Ada dua kantor cabang utama dan enam kantor cabang pembantu turut melayani nasabah. Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk Jan Hendra mengatakan, pemulihan kantor cabang dan mesin ATM BCA masih berlangsung. Bank BRI juga terus memulihkan jaringan pelayanan nasabah secara digital.
BNPB mencatat jumlah korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Sulteng per 3 Oktober 2018 pukul 13.00 mencapai 1.234 orang. Korban ini tersebar di sejumlah wilayah meliputi Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah karena masih ada sebagian wilayah yang sulit diakses. (TIM KOMPAS)