JAKARTA, KOMPAS -- Posko Bersama Peduli Sulteng Balai Kota DKI Jakarta memfasilitasi masyarakat yang ingin memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Bantuan dari berbagai pihak hingga hari kedua dibuka, Rabu (3/10/2018) masih terus mengalir. Namun, pendistribusian bantuan masih mengalami sejumlah kendala.
Salah satu Staf Gubernur DKI Jakarta yang berada di posko bantuan, M Chozin Amirullah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfasilitasi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuannya. Pada posko itu terdapat setidaknya empat lembaga yang membuka tempat penyaluran bantuan, yaitu Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap dan Turun Tangan. "Jadi di sini kami siapkan tenda yang bisa digunakan sebagai tempat pengumpulan bantuan. Kami juga sediakan gudang penyimpanannya," kata Chozin, Rabu siang. Adapun untuk pengiriman bantuan menurut Chozin akan dilakukan oleh masing-masing lembaga.
Beberapa kardus terlihat menumpuk di salah satu sudut posko itu. Kardus-kardus itu menurut Chozin berisi makanan cepat saji, makanan bayi, air mineral, pampers bayi, pembalut wanita dan lain-lain. Tumpukan bantuan itu merupakan sumbangan pada hari itu.
Pada hari pertama posko dibuka, mereka menerima pakaian, handuk, selimut, susu dan pampers bayi masing-masing 43 pak, tujuh kardus mi instan, tiga pak biskuit dan uang tunai senilai Rp. 250 ribu.
Sumbangan-sumbangan yang datang berasal dari individu maupun lembaga di lingkup DKI Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka posko ini selama 24 jam, sehingga masyarakat bisa kapan saja datang untuk menyumbang.
Sebelumnya pada Senin (1/10/2018) Pemerintah Provinsi DKI telah mengirimkan 83 personel gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Biro Administrasi Setda Provinsi DKI Jakarta, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta dan Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi DKI Jakarta. Selain itu Pemerintah Provinsi juga memberi bantuan berupa uang tunai senilai Rp. 60 Miliar.
Personel gabungan yang dikirim 2 hari lalu, dikatakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter baru tiba di Palu Rabu Sore. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena rusaknya akses.
Untuk menyiasati agar bantuan bisa sampai ke lokasi bencana, setiap lembaga punya caranya masing-masing. Seperti Turun Tangan misalnya, Rabu ini adalah pertama kali mereka mengirim bantuan ke Palu. Siti Hajar, relawan Turun Tangan memastikan bahwa bantuan yang mereka kirimkan sampai di Palu meskipun akses jalan masih menjadi kendala.
"Sejak dari Jakarta salah satu relawan ikut mengawal bantuan hingga ke Palu. Di Palu kita punya anggota, dia yang tahu situasi di sana akan membantu mengarahkan jalur pendistribusian dan memastikkan keamanan pengiriman bantuan," papar Siti.
Lebih lanjut Siti menjelaskan bahwa tim Turun Tangan memiliki dua posko di Palu yaitu posko Univeritas Tadulako dan posko Parigi. Untuk menjangkau dua tempat itu ada dua pilihan jalur yang ditempuh. Jalur pertama adalah jalur barat yang melalui Makassar - Pare-pare - Majene - Mamuju-Donggala - Palu. Sedangkan untuk jalur timur melewati Makassar - Poso -Parigi - Palu.
Selain pemilihan jalur mereka juga memiliki strategi untuk menghindari okmum-oknum yang menjarah bantuan. Untuk menghindari penjarahan, mereka menutup semua tanda bahwa mereka membawa bantuan.
Mereka juga minta pengawalan dari aparat Kepolisan setempat. "Teman-teman di lapangan mengatakan bahwa mendistribusikan bantuan bukanlah hal yang mudah. Banyak bantuan yang akhirnya harus tertahan karena tidak tahu mau disalurkan lewat mana atau karena mereka takut dijarah di jalan," ungkap Siti.
Eka Rahmawati (19), penyumbang yang datang ke Posko Bersama Peduli Sulteng Balai Kota DKI Jakarta mengatakan, ia percaya sumbangannya bisa segera sampai di lokasi bencana. "Karena dari lembaga pemerintahan pasti akan lebih cepat sampai. Kalau kami kirim sendiri takutnya tidak cepat sampai. Sudah begitu bingung mau kirim ke mana," ujar Eka saat ditemui seusai menyumbang.
Penyumbang lain, Hendra Aziz Pella hari ini telah mengirimkan sumbangan dari Jakarta Peduli Korban Bencana dan Pet Shop Era Care sebanyak tiga kali. "Pertama tadi ke Halim Perdana Kusuma, di sana banyak sumbangan menumpuk karena akses ke lokasi bencana katanya masih sulit. Tadi yang nyumbang bareng sama saya malah ada yang ditolak," ujar Hendra.
Mengetahui hal itu, ia kemudian memutuskan untuk mengirimkan bantuan dari komunitasnya melalui Posko Bersama Peduli Sulteng Balai Kota DKI Jakarta. "Takut kalau ditolak seperti yang di Halim, jadi kami kirim lewat posko ini. Semoga bisa segera sampai kepada para korban yang membutuhkan," tambah Hendra. (KRISTI DWI UTAMI)