Jaksa Agung Queensland, Australia, baru-baru ini memberikan pengampunan dari Ratu Elizabeth II yang tak biasanya: seorang yang dituduh melakukan pemerkosaan 150 tahun lalu dinyatakan tak bersalah. Pengampunan diberikan berkat ketekunan mantan wartawan kriminal Ken Blanch (90).
”Saya kira si tertuduh tidak mendapat keadilan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Jantung saya selalu berdebar keras kalau nama Kipper Billy disebut,” tutur Blanch, seperti dilaporkan ABC, merujuk orang Aborigin yang dituduh memerkosa seorang wanita kulit putih bernama Jane Rae tahun 1861.
Billy secara keliru telah dituduh memerkosa Rae di tepi Sungai Brisbane di dekat Ipswich. Ia diadili, dijatuhi hukuman gantung, dan kemudian meninggal sebelum digantung. Setelah meninggal, makamnya digali orang dan kepalanya hilang sebelum seluruh kuburan di pemakaman di Milton itu, di pusat kota Brisbane, dipindahkan. Sesudah itu, tak ada yang tahu di mana Billy dikuburkan.
Billy secara keliru telah dituduh memerkosa Rae di tepi Sungai Brisbane di dekat Ipswich.
Pengampunan dari Ratu (Royal Pardon) bagi Billy diberikan kepada wakil-wakil dari orang Aborigin pada Kamis (27/9/2018) di Gedung Pemerintah di Brisbane.
Ketidakadilan yang menimpa Billy menghantui Blanch yang melakukan penelitian selama 30 tahun. Lebih dari setahun silam Blanch menulis petisi untuk meminta pengampunan bagi Billy kepada Gubernur Queensland Paul de Jersey sebagai Wakil Ratu.
Di akhir petisi, ia menulis: ”Saya sungguh berharap ketidakadilan yang menyedihkan ini bisa diluruskan walaupun sudah lama sekali dan sejarah bisa ditulis ulang”.
Petisi tiba di meja Jaksa Agung Queensland Yvette D’Ath yang kemudian mengundang Blanch dan keluarganya untuk berbicara dengannya awal September silam.
Blanch mengatakan, ”Kipper Billy yang dicatat dalam dokumen negara sebagai pengacau dan orang jahat patut dikasihani. Sebagai kriminal Aborigin, sebagai pemerkosa, tetapi menurut saya, itu keliru dan harus dibetulkan.”
D’Ath memuji kegigihan Blanch. ”Orang seperti Anda, warga seperti Anda inilah, yang bertekad membela seseorang yang tidak Anda kenal, Anda berbuat suatu kebaikan baginya,” ujar D’Ath.
Dua minggu setelah itu, tiba pengampunan dari Ratu bagi Billy.
Blanch menitikkan air mata pada upacara pemberian pengampunan. ”Ia bukan orang asing. Ia orang Australia. Saya bangga keadilan sudah berbicara,” kata Blanch seperti dikutip ABC.
Ia menambahkan, sekarang, ia bisa hidup tenang karena telah menolong membebaskan seseorang dari kesalahan yang tak pernah ia lakukan.
Gubernur Paul de Jersey mengatakan, dirinya berharap Billy ”hadir bersama kami hari ini (Kamis)”. ”Pengampunan secara simbolis ini—sangat penting bagi seorang hakim—untuk menegakkan keadilan sesuai hukum, yang kadang seperti sesuatu yang steril, tetapi hari ini (Kamis) kami telah menegakkan keadilan,” tuturnya.
D’Ath mengatakan, ”Hari pengampunan bersejarah karena adanya pengampunan bagi seorang Aborigin yang meninggal pada tahun 1862. Ia (Billy) tidak tahu bahwa Hakim Lutwyche sudah menulis surat kepada Dewan Eksekutif untuk memberikan pengampunan baginya.”
Sekarang, ia bisa hidup tenang karena telah menolong membebaskan seseorang dari kesalahan yang tak pernah ia lakukan.
Komunitas Aborigin merasa lega karena keadilan akhirnya datang juga.
Tidak terlalu jelas apakah Billy tewas tertembak atau dipukul sampai mati ketika dia berusaha melarikan diri dari penjara tua Petrie Terrace di Brisbane. Dokumen di Arsip Negara Bagian Queensland mencatat Billy berpura-pura sakit ketika seorang petugas penjara mendatanginya dan ia kemudian minta untuk dibebaskan.
Namun, Blanch mengatakan, ia yakin ”teror mental” menghantui Billy karena ia akan digantung akibat sebuah perbuatan yang tak pernah ia lakukan. Hal ini membuatnya nekat untuk melompati pagar penjara.
Billy tidak tahu bahwa informasi yang bisa membuatnya bebas sudah berada di tangan otoritas. Kurang dari sebulan sesudah kematiannya, Billy Horton, yang dituduh bersama-sama dengan Billy melakukan pemerkosaan, dibebaskan dari penjara.
Menurut penelitian Blanch, Horton dibebaskan hanya beberapa menit sesudah ia melihat eksekusi yang mengerikan terhadap seorang tahanan lain dan mengira ia akan berakhir seperti itu. Ia dibebaskan setelah seorang tukang pos mengajukan bukti lain yang meyakinkan.
Hakim Alfred Lutwyche kemudian memutuskan Horton dan Billy tak bersalah karena mereka tak berada di lokasi pemerkosaan.