JAKARTA, KOMPAS — Upaya perbaikan Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp 80 miliar, termasuk untuk landas pacu dan bangunan terminal. Landas pacu yang dijadwalkan selesai diperbaiki dua pekan mendatang akan memungkinkan pesawat komersial seperti Boeing 737 dan Airbus 320 untuk kembali mendarat dan lepas landas dari bandara tersebut.
Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Pramesti, Rabu (3/10/2018) di Jakarta, mengatakan, terjadi kerusakan minor di Runway 15. Perbaikan diperkirakan akan memakan waktu dua pekan. Runway 15 adalah salah satu dari dua landas pacu (runway) yang ada di bandara tersebut.
Polana mengatakan, perbaikan tersebut akan memungkinkan landas pacu dapat dioperasikan dengan dimensi panjang 2.250 meter dan lebar 45 meter.
”Setelah perbaikan itu, dua minggu ke depan, runway sepanjang 2.250 dapat beroperasi sehingga semua jenis pesawat Boeing 737 seri berapa pun dan juga Airbus A320 dapat mendarat dan lepas landas dari bandara tersebut,” ujar Polana.
Boeing seri 737 dan Airbus A320 adalah tipe pesawat yang banyak digunakan oleh maskapai penerbangan komersial Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini, penerbangan komersial yang telah beroperasi pada Rabu ini adalah 5 pesawat Wing Air (rute Makassar-Palu), 1 pesawat Garuda (Makassar-Palu), dan 1 pesawat NAM Air (Balikpapan-Palu).
Di sisi lain, landas pacu yang saat ini efektif digunakan, Runway 33 (menghadap utara), mengalami kerusakan cukup parah. Polana menyebutkan, terjadi patahan pada dasar landas pacu hingga kedalaman 4 meter.
Budi Karya mengatakan, perbaikan Runway 33 diperkirakan akan membutuhkan waktu hingga dua bulan. Ia mengatakan, anggaran yang disiapkan untuk membangun kembali landas pacu tersebut sebesar Rp 60 miliar.
Selain landas pacu, gempa bumi bermagnitudo 7,4 yang mengguncang Palu dan wilayah sekitarnya tersebut juga merobohkan menara air traffic control (ATC).
Polana menuturkan, sebuah mobile tower akan disiapkan untuk menggantikan menara komunikasi lalu lintas bandara yang rusak parah. Mobile tower akan dioperasikan sambil menunggu pembangunan menara baru oleh AirNav Indonesia.
Secara terpisah, Corporate Secretary AirNav Indonesia Didiet KS Radityo mengungkapkan, mobile tower akan sampai di Palu dan dapat beroperasi mulai Sabtu (6/10/2018).
Mobile tower ini akan dioperasikan sambil menunggu pembangunan menara permanen di bandara tersebut. Didiet menyebutkan, proses pembangunan menara permanen diharapkan selesai pada tujuh bulan setelah penunjukan pelaksana proyek.
”Saat ini, segala dokumen sedang dipersiapkan. Diharapkan dalam waktu satu pekan ke depan sudah siap,” lanjut Didiet.
Terminal Bandara Mutiara juga akan diperbaiki menyusul kerusakan yang terjadi akibat gempa. Polana mengatakan, terminal bandara mengalami kerusakan yang signifikan akibat pergerakan tanah.
Pihaknya, lanjut Polana, akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan penilaian (assessment) bangunan.
Meski penilaian sedang dilakukan, Polana memastikan operasional bandara akan tetap berjalan, termasuk fasilitas check-in dan pemeriksaan keamanan.
”Perbaikan terminal ini diperkirakan memakan biaya Rp 10 miliar-Rp 20 miliar,” ucap Budi Karya.
Ia juga menekankan bahwa tidak ada penerbangan gratis dari Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu. Hal tersebut merupakan hasil diskusi dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
”Kalaupun ada (yang gratis), itu adalah penerbangan kemanusiaan bagi mereka yang sakit atau relawan yang ke sana. Bandara Mutiara diperuntukkan untuk (penerbangan) komersial dan kemanusiaan yang penting,” kata Budi Karya.