Berjasa bagi Dunia Aviasi, Makam Agung Dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Makam Anthonius Gunawan Agung, petugas menara kontrol bandara (ATC) yang menjadi korban gempa Palu 28 September lalu, diputuskan untuk dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar.
Usulan pemindahan Agung ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda kepada Anthonius Gunawan Agung, yang diwakilkan oleh orangtua Agung, bapak dan ibu Johanes Thola, di Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Menurut Budi Karya, almarhum telah melampaui tugas yang diemban dengan mengorbankan dirinya sehingga 148 penumpang dan 7 kru penerbangan Batik Air ID 6231 selamat.
”Dengan rasa bangga, Kementerian Perhubungan memberikan penghargaan kepada sosok yang berjasa pada dunia aviasi, yang bisa menjadi contoh bagi semua. Bahwa dalam melaksanakan tugas, kita melakukannya dengan sungguh-sungguh dan menjadi kemaslahatan bagi semua. Kami mengusulkan dimakamkan ke Taman Makam Pahlawan,” tutur Budi Karya.
Setia melayani
Saat gempa Palu terjadi Jumat (28/9/2018) pukul 18.02 Wita, Agung sedang melayani pesawat Batik Air yang dikemudikan Capt Ricoseta Mafella untuk lepas landas dari Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu. Agung tetap setia melayani dan tidak menyelamatkan diri walaupun teman-temannya sudah menyuruhnya untuk segera meninggalkan gedung menara kontrol.
Setelah pesawat mengudara, Agung baru meloncat turun karena atap menara sudah roboh. Malang baginya, Agung jatuh dari ketinggian 15 meter dan mengalami luka dalam dan patah kaki. Saat menunggu helikopter untuk membawanya ke rumah sakit di Balikpapan, Agung mengembuskan napas terakhir.
Johanes Thola, orangtua Agung, setuju untuk memindahkan makam anaknya ke Taman Makam Pahlawan. ”Saya terharu dan bangga dengan apa yang sudah dilakukan putra bungsu kami. Kami tidak keberatan untuk pemindahan makam itu,” ujarnya.
Johanes menyebutkan, almarhum memang sejak kanak-kanak sangat senang dengan dunia aviasi. Sejak usia 5 tahun, dia selalu memilih permainan pesawat terbang. Lalu, saat lulus SMA, Agung sudah diterima di Universitas Cenderawasih, tetapi memilih masuk Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar.
Sebagai penghargaan terhadap Agung, Direktur Utama AirNav Indonesia menaikkan pangkat Agung dua tingkat, dari level 10 menjadi level 12. Selain itu, Agung juga mendapatkan uang pensiun dan tunjangan lebih dari Rp 800 juta dan emas 22 karat seberat 25 gram.