Kemensos Dirikan 10 Dapur Umum di Palu dan Donggala
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pascabencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, selama masa tanggap darurat pemerintah melalui Kementerian Sosial memberikan layanan kepada para pengungsi dengan mendirikan dapur umum di sejumlah tempat. Sepuluh dapur umum didirikan, termasuk di wilayah Kawatuna, sekitar 500 meter dari Petobo, Palu, yang merupakan lokasi rumah warga yang mengalami fenomena likuefaksi.
Selain di Kawatuna, dapur umum lain berada di Palu, satu di Donggala, dan satu di Sigi. Di Donggala dinilai masih kurang. Menurut rencana, Kementerian Sosial menambah jumlah dapur umum sampai sekitar 15 lokasi.
”Beroperasinya dapur umum diharapkan membangkitkan harapan rakyat karena kebutuhan dasar, yakni makanan siap saji, berangsur bisa dipenuhi,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat di Posko Induk Bantuan Sosial dalam keterangan pers, Kamis (4/10/2018).
Untuk sekali masak, setiap dapur umum bisa mencukupi kebutuhan 2.000 pengungsi. Melalui 10 dapur umum, diperkirakan bisa mencukupi 60.000 pengungsi yang membutuhkan makanan.
Bantuan dapur umum diberikan menyusul gempa dan tsunami yang melanda wilayah Donggala dan Palu, pada 28 September lalu. ”Dapur umum ini sudah kita dirikan sejak hari kedua terjadinya bencana. Di dapur umum di Kawatuna bisa melayani 3.200 pengungsi,” kata Harry.
Selain dapur yang dibangun Kemensos, terdapat juga dapur mandiri yang dikelola masyarakat. Adapun pengelolaan dapur umum tidak hanya oleh Tagana, tapi juga melibatkan dinas sosial dari sejumlah provinsi seperti dari Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.
Sejumlah pegawai dari Dinas Sosial Luwuk Utara, Luwuk Timur, Tolitoli, Morowali, Buol, Toraja Utara, Tojo Una-Una Utara, dan Poso juga ikut dalam tim itu. Termasuk dukungan dari tim medis, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan satuan polisi pamong praja setempat.
”Jumlah Tagana yang tertugas 353 personel. Mereka ikut membantu evakuasi korban bencana, distribusi logistik, mengelola dapur umum, dan pendataan korban bencana,” kata Harry.
Siapkan hunian sementara
Selain mendirikan dapur umum untuk pengungsi, Kemensos juga membantu menyiapkan hunian sementara berupa tenda serbaguna, tenda keluarga, dan tenda gulung 1.054 unit. Sebanyak 40 unit velbed rumah sakit umum juga diberikan untuk evakuasi korban yang dirujuk ke rumah sakit di Makassar menggunakan pesawat Hercules.
Paket makanan instan juga disalurkan, termasuk makanan siap saji serta perlengkapan keluarga dan anak-anak serta paket untuk Layanan Dukungan Psikososial.
Kamis pagi, Kemensos juga mengirimkan 1.152 paket kebutuhan pokok melalui Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU yang bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar. Bantuan akan disalurkan kepada korban bencana di Palu dan Donggala. Bahkan, langsung dikirim di Donggala .
”Donggala kita nilai masih membutuhkan lebih banyak bantuan. Banyak spot yang belum tersentuh bantuan. Dengan ini, diharapkan masyarakat akan merasakan lebih banyak sentuhan dari negara,” kata Harry.
Dukungan psikososial
Kemensos juga membantu pemulihan aspek psikologis para korban bencana, terutama pengungsi yang rentan, seperti penyandang disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia, yang disebarkan di 10 titik.
Tim Layanan Dukungan Psikososial juga memetakan lokasi pengungsi, pendataan korban meninggal, pengolahan data, dan menghimpun aduan masyarakat Kemensos bekerja sama dengan Tim Kesehatan Provinsi Gorontalo dan Universitas Tadulako.
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak mengonfirmasi telah menurunkan tim beranggotakan 10 orang ke Palu dengan menempuh perjalanan darat dari Makassar.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Nahar menyatakan sudah ada tim yang diturunkan di lapangan untuk membantu korban bencana, terutama yang berada di Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe, Palu.