JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Malaysia mengirimkan pesawat untuk mengangkut aneka bantuan penanggulangan dampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Aneka barang dan hibah uang juga diberikan kepada Indonesia.
Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia di Jakarta mengumumkan, pesawat angkut militer A400 berangkat dari Malaysia pada Kamis (4/10/2018). Pesawat itu dijadwalkan tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis siang. Dari bandara tersebut, pesawat direncanakan terbang bolak-balik ke Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, hingga dua kali sehari.
Dalam penerbangan dari Jakarta itu, pesawat tersebut sekaligus mengangkut aneka bantuan. Malaysia antara lain mengirimkan genset, makanan dan minuman cepat saji, serta paket perangkat ringkas untuk korban bencana.
Sebelum mengirim pesawat, Malaysia sudah menyumbang 500.000 ringgit dan mengirim sejumlah relawan. Sebagian relawan Malaysia dilaporkan sudah bekerja di Sulawesi Tengah.
Relawan Malaysia berangkat dalam beberapa gelombang. Pada gelombang pertama, dikirim anggota tim medis dan tim aju untuk menilai apa saja kebutuhan di lokasi bencana. Pada gelombang selanjutnya, dikirim tim untuk membantu penyelamatan korban dan penanganan korban selamat.
Badan Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) berkoordinasi dengan Pusat Kemanusiaan ASEAN (AHA Centre) dan Gudang Tanggap Kemanusiaan PBB (UNHRD), yang memiliki kantor di Kuala Lumpur, untuk memobilisasi bantuan dari Malaysia bagi korban bencana.
Penyaluran bantuan melalui ASEAN ataupun jalur bilateral terus dilakukan. Sejumlah LSM Malaysia juga menyalurkan bantuan dan mengirim relawan ke Sulawesi Tengah.
NADMA juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan kerja sama penanggulangan bencana tepat sasaran dan sesuai kebutuhan di lapangan. NADMA terus mengoordinasikan penyaluran bantuan dari Malaysia ke Indonesia. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur relawan-relawan Malaysia yang diterjunkan ke Sulawesi Tengah.
Aneka bantuan Malaysia mulai dikirimkan sejak Sabtu (29/9/2018) atau sehari selepas gempa dan tsunami melanda Palu dan Donggala. Sebelum mengirim bantuan, Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Ismail menghubungi Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyampaikan dukacita sekaligus menawarkan bantuan. (*)