Presiden: Segera Percepat Distribusi Bantuan

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Warga korban gempa, Andy Rahwati (kanan), menjaga anak kembarnya yang berusia satu bulan, Kiara Asifa dan Kirana Asifa, di tenda pengungsian di Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). Warga korban gempa yang rumahnya hancur kini tersebar di tenda-tenda pengungsian dalam kondisi kekurangan air bersih, makanan, dan obat-obatan.

Bantuan untuk pengungsi sudah tersedia, tetapi penyalurannya terkendala karena akses jalan yang rusak. Karena itu, dibutuhkan percepatan lewat udara dan laut.

PALU, KOMPAS Lima hari setelah gempa dan tsunami menerjang Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, distribusi logistik untuk warga masih belum maksimal. Banyak warga, terutama di daerah terisolasi, belum menerima bantuan. Karena itu. Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya mempercepat penyaluran bantuan logistik.

Instruksi itu disampaikan Presiden dalam rapat terbatas yang mendadak digelar setelah meninjau daerah terkena gempa di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Rabu (3/10/2018). Presiden mengakui, distribusi bantuan untuk korban gempa dan tsunami belum merata.

Logistik baru menyentuh daerah yang bisa diakses melalui jalur darat. ”Saya perintahkan segera diselesaikan distribusi logistik di wilayah yang tidak bisa dijangkau dengan (angkutan) darat,” kata Presiden.

Rapat terbatas digelar di pelataran Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu, Rabu sore. Rapat diikuti Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir. Hadir pula Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.

Presiden menegaskan, semua bantuan untuk korban gempa sudah tersedia, tetapi masih terkendala akses pendistribusian. Karena itu, diperlukan percepatan melalui jalur udara atau laut. Presiden juga meminta jajaran TNI dan Polri mengawal penyaluran logistik.

Presiden juga mempertanyakan kerja pemerintah daerah. Sebab, hingga kini, kantor-kantor pemerintahan masih tutup. Padahal, masyarakat yang kini tengah menghadapi musibah membutuhkan pelayanan dan tempat untuk pengaduan. Pemda juga bisa mengoordinasikan penanganan bencana, terutama distribusi logistik dan bantuan.

Gubernur Longki diperintahkan untuk kembali mengaktifkan roda pemerintahan. ”Buka kantor gubernur, buka kantor wali kota, buka kantor bupati, dan pegawainya diminta masuk,” ujar Presiden.

Ajak masyarakat bangkit

Selama kunjungan ke Palu dan Donggala, Presiden terus mengajak masyarakat untuk bangkit dan kembali beraktivitas. Ajakan terutama disampaikan kepada pengusaha dan pedagang untuk kembali beraktivitas.

”Saya ajak masyarakat, pedagang, dan pemilik toko untuk kembali buka. Untuk keamanannya saya jamin dengan mengerahkan TNI dan Polri,” katanya.

Kemarin, distribusi logistik terus diintensifkan Namun, pengungsi yang lokasinya menyebar di banyak tempat membuat penyaluran belum bisa menjangkau semua lokasi. Keterbatasan kendaraan, bahan bakar minyak, dan jalan rusak menjadi kendala penyaluran bantuan.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Warga korban gempa yang berhari-hari tidak menemukan air bersih terpaksa memanfaatkan sumur yang biasa digunakan untuk usaha cuci kendaraan di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, untuk membersihkan diri, Rabu (3/10/2018). Akibat gempa, banyak sumur warga airnya keruh bercampur lumpur, sedangkan jaringan pipa air banyak yang putus.

”Kami sudah berusaha menjangkau hingga 138 titik pengungsian di Kota Palu, Sigi, dan Donggala. Namun, karena lokasinya menyebar dan titik pengungsian banyak, kami belum bisa menjangkau semua. Setiap hari data titik pengungsian yang masuk ke posko terus bertambah,” kata Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Kolonel (Inf) M Tohir, Jumlah pengungsi yang terdata pada Rabu sebanyak 70.821 orang. Tim satgas bencana tidak sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga mendorong warga bisa kembali beraktivitas.

Ini di antaranya dilakukan dengan meminta pedagang di pasar dan kios untuk mulai berjualan lagi.

Tiba di Makassar

Sekitar 1.500 korban gempa dan tsunami di Sulteng dijadwalkan tiba di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (4/10), menggunakan KRI Makassar. Pemerintah dan sukarelawan menyiapkan langkah antisipasi lonjakan pengungsi.

Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sulsel Abdul Rahman Saleh mengatakan, para korban itu akan ditempatkan di Asrama Haji Sudiang, Makassar. Namun, kapasitas tempat tidur yang siap hanya sekitar 500 unit. Itu pun sudah digunakan oleh 94 pengungsi pada Rabu siang.

”Saat tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pengungsi akan didata. Jika sakit, mereka akan dirujuk ke rumah sakit. Pengungsi lainnya akan diantar menggunakan bus ke asrama haji,” ujarnya.

KOMPASTV

Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi Palu, Sulawesi Tengah, Rabu,(03/10/2018). Kedatangan Presiden untuk memastikan penanganan gempa di Sulawesi Tengah berlangsung dengan cepat.

Menurut dia, jumlah pengungsi bisa berkurang jika dijemput keluarga. Lima hari terakhir pengungsian di asrama haji, 613 orang dirawat. Namun, hingga Rabu sore, 519 orang telah dijemput keluarganya di Makassar dan sekitarnya.

Di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, gelombang kedatangan korban gempa dari Palu terus berlanjut. Hingga Rabu siang, 6.391 korban telah diterbangkan dari Palu menuju Makassar. ”Jumlah bantuan logistik yang telah disalurkan ke Palu mencapai 61.731 ton. Jumlah ini masih akan bertambah,” ujar Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Mayor (Sus) Henny Purwani.

Di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, Panglima Komando Armada II Laksamana Muda Didik Setiyono melepas KRI Surabaya-591 di Dermaga Madura Barat, Markas Komando Armada II di Surabaya. KRI itu membawa logistik dan personel, yakni 11 ton beras, lebih dari 2.000 kardus air mineral dalam kemasan, hampir 1.300 kardus mi instan, lebih dari 600 kardus penuh pakaian, selimut, dan perlengkapan bayi. Personel yang diangkut adalah siswa serta staf Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut.

”Sebelum ini kami telah memberangkatkan KRI Layang, KRI Makassar, dan KRI Soeharso,” kata Didik. KRI Soeharso adalah kapal rumah sakit yang membawa 100 tenaga kesehatan. KRI Makassar membawa personel TNI AD, Polri, sukarelawan, kendaraan roda empat, dan roda dua untuk mobilitas di lokasi bencana. ”KRI Teluk Ende sedang disiapkan untuk diberangkatkan,” katanya.

Direktur Utama Holding PTPN Dolly Pulungan mengatakan, BUMN perkebunan juga menggalang dan mengirim bantuan logistik dan sukarelawan ke Palu dan Donggala.(TIM KOMPAS)