43 Hari Jelang Borobudur Marathon, Acara Pre-Event Mulai Digelar
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Empat puluh tiga hari menjelang digelarnya Borobudur Marathon pada 18 November 2018, kegiatan lari bersama antarpeserta serta talkshow mulai digelar di sejumlah kota di Indonesia selama Oktober 2018. Pada Jumat (5/10/2018), hampir 100 peserta hadir pada pre-event pertama yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat.
Setelah itu, pre-event lain akan digelar di Bandung pada 6 Oktober 2018, Semarang pada 13 Oktober 2018, Magelang pada 14 Oktober 2018, Surabaya 20 Oktober 2018, dan Malang pada 21 Oktober 2018.
Selain menjalin hubungan dengan komunitas pelari di Indonesia yang semakin marak, kegiatan yang digelar oleh Harian Kompas bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu juga memiliki misi untuk mengembangkan wilayah Borobudur sebagai salah satu aset utama wisata Indonesia.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo menyampaikan, antusiasme publik pada Borobudur Marathon dari tahun ke tahun semakin bagus. "Berkat dukungan dari komunitas pelari, kami dapat menggelar perhelatan marathon yang baik," ujar Budiman, Jumat, di Bentara Budaya Jakarta.
Pendaftaran peserta Borobudur Marathon itu terbuka untuk umum, dari dalam juga luar negeri. Untuk mempertahankan kualitas acara itu, jumlah peserta dibatasi 10.000 orang.
Project Leader Borobudur Marathon, Aswito, menambahkan, peserta wajib membayar Rp 200.000 untuk kategori 10K , Rp 350.000 untuk kategori half marathon, dan Rp 500.000 untuk kategori marathon.
Di Jakarta, acara lari bersama pada pre-event itu berjarak sekitar lima hingga enam kilometer. Lintasan lari itu dimulai dari Bentara Budaya Jakarta, kemudian berkeliling di kawasan Gelora Bung Karno hingga balik ke titik awal. Setelah itu, digelar juga acara talkshow bersama Ellianah Setiady (47) dan Adriansyah Chaniago (51) di mana mereka berbagi pengalaman berlari.
Mereka telah menerima sertifikat World Marathon Major (WMM) Six Star Finisher. Artinya, mereka pernah berlari marathon di London (Inggris), Berlin (Jerman), Boston, Chicago, New York (Amerika Serikat), dan Tokyo (Jepang).
Mereka menikmati berlari karena dapat kenalan dan berteman dengan banyak pelari lainnya. Pada Jumat malam itu, mereka berbagi tips bagaimana mereka mempersiapkan kondisi tubuh yang optimal sebelum marathon dan menghindari keram.
Adriansyah menjelaskan, ia latihan lari empat kali seminggu, yang terdiri dari lari cepat, lari jarak jauh, dan lari santai. Ellianah menambahkan, pasokan sodium untuk tubuh perlu disiapkan seminggu sebelum marathon dengan sering minum air kelapa dan tablet isotonik.
"Jangan lari terlalu kencang dari awal. Saat merasa keram di kilometer akhir, kecepatan lari bisa dipelankan. Kalau perlu berhenti, kaki bisa ditarik dan dipijat sebentar, lalu bisa lari lagi," ujar Adriansyah.
Selain latihan lari, kedua pelari itu juga melakukan beberapa seri latihan lainnya, seperti, plank, push up, dan sit up, minimal seminggu sekali.
"Saya senang sekali latihan. Lomba itu bonus. Berkat kegiatan itu, sekarang saya punya banyak teman," kata Ellianah.