Denis Mukwege dan Nadia Murad Raih Nobel Perdamaian 2018
Oleh
MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
OSLO, JUMAT -- Denis Mukwege, seorang ginekolog asal Republik Demokratik Kongo yang merawat para korban kekerasan seksual di negaranya, dan Nadia Murad, perempuan aktivis hak asasi manusia dari suku Yazidi yang selamat dari perbudakan seks oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), Jumat (5/10/2018), memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian 2018.
Komite Nobel Norwegia mengatakan, penghargaan Nobel diberikan kepada keduanya atas jasa-jasa mereka dalam berupaya menghentikan kekerasan seksual, yang dijadikan sebagai senjata dalam peperangan. "Kedua peraih penghargaan itu membuat kontribusi sangat penting bagi upaya memfokuskan perhatian pada, dan memerangi, kejahatan-kejahatan perang seperti itu," ujar Komite.
Mukwege (63) mengelola Rumah Sakit Panzi Hospital di kota Bukavu, bagian timur Kongo. Berdiri tahun 1999, rumah sakit itu menerima ribuan perempuan setiap tahun. Banyak dari perempuan pasien itu membutuhkan operasi akibat kekerasan seksual dan korban pemerkosaan geng.
Ia pernah menjadi target pembunuhan oleh sekelompok pria bersenjata tahun 2012, yang memaksa Mukwege meninggalkan negaranya untuk sementara waktu. Dijuluki "Dokter Ajaib", Mukwege merupakan pengritik vokal terhadap perlakuan kejam pada perempuan dalam perang. Ia melukiskan perkosaan sudah menjadi "senjata pemusnah massal".
Adapun Murad (25) merupakan pejuang bagi minoritas warga Yazidi di Irak dan pembela hak-hak perempuan secara umum. Ia adalah salah satu dari perkiraan 3.000 gadis dan perempuan Yazidi yang menjadi korban perbudakan dan pemerkosaan oleh para anggota milisi NIIS di Mosul, Irak, tahun 2014.
Murad berhasil lolos setelah tiga bulan berada dalam sekapan milisi NIIS. Ia memutuskan berbagi cerita atas pengalaman kelamnya menjadi korban perbudakan milisi NIIS. Dalam usia 23 tahun, ia ditunjuk menjadi Duta Persahabatan PBB untuk Martabat Para Penyintas Perdagangan Manusia.
Penghargaan dengan hadiah uang sebesar 9 juta crown (1 juta dollar AS atau sekitar Rp 15,1 miliar) akan diserahkan di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember mendatang. Tahun ini, sebanyak 331 orang dan organisasi dinominasikan menjadi kandidat penerima Nobel Perdamaian. Penghargaan Nobel diinisiasi industrialis asal Swedia, Alfred Nobel, pada tahun 1895.