Di tengah kemajuan pendidikan digital, guru harus memperkuat kembali hakikat pendidikan. Guru harus mampu memanusiakan hubungan dengan siswa agar perannya tidak terpinggirkan oleh teknologi.
JAKARTA, KOMPAS - Peran guru sebagai pendidik diyakini tetap relevan meskipun perkembangan ilmu pengetahuan dan metode pembelajaran sudah bisa digantikan dengan kemajuan pendidikan digital. Untuk itu, guru harus memperkuat kembali hakikat dari pendidikan yakni membangun relasi dan interaksi yang bermakna dengan siswa dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dalam upaya menciptakan ekosistem pendidikan yang berpusat pada siswa.
Pendiri Sekolah Cikal dan Kampus Guru Cikal Najelaa Shihab dalam acara diskusi media tentang Temu Pendidik Nusantara atau konferensi nasional ke-5 Komunitas Guru Belajar, Jumat (5/10/2018), di Jakarta, mengatakan, jika guru tidak mampu memanusiakan hubungan dengan siswa, peran guru akan tergantikan.
"Jika guru hanya sibuk mengutamakan kurikulum tuntas, peran guru semakin terpinggirkan teknologi. Justru dengan kesadaran untuk memanusiakan hubungan dalam pendidikan, utamanya guru dan siswa, peran guru semakin relevan di era digital ini. Kami mau mengajak guru untuk kembali pada roh pendidikan tentang relasi dan interaksi manusia yang hangat. Sebab, siswa selalu butuh teladan dari orang dewasa," ujar Najelaa.
Menurut Najelaa, para guru harus terus mau belajar. Dengan menjadi guru merdeka belajar yang dibangun lewat Komunitas Guru Belajar di berbagai daerah, praktik baik yang sesungguhnya sudah dikembangkan guru bisa dibagikan di antara sesama guru dan dapat berdampak pada perubahan pendidikan.
Ada kegawatdaruratan pendidikan, ujar Najelaa, dengan meningkatnya kekerasan dalam pendidikan, perudungan (bullying), hingga intoleransi. Persoalan ini menunjukkan pendidikan yang belum memanusiakan anak. Hubungan guru dengan siswa dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya harus dijalankan dengan berorientasi pada anak.
Ada kegawatdaruratan pendidikan dengan meningkatnya kekerasan dalam pendidikan, perudungan, hingga intoleransi.
"Guru enggak sekadar punya target menuntaskan kurikulum. Namun, guru harus mampu melihat kebutuhan anak supaya anak dapat bertumbuh dengan baik dan tercipta hubungan saling percaya," ujar Najelaa.
Selain itu, harus ada empati pada semua pihak yang berkepentingan sehingga tidak saling menyalahkan, namun menumbuhkan rasa saling percaya. Tidak kalah penting yakni membangun relasi secara aktif yang harus dijadikan bagian program sekolah dan tanggung jawab guru.
Semangat siswa
Guru SDN 34 Borang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Wanti Sila Sakti, dalam acara itu mengatakan, membangun hubungan dengan memanusiakan siswa berdampak pada semangat belajar siswa dan dukungan orangtua.
”Sekolah kami di daerah terpencil yang tak ada listrik dan sinyal. Di tengah keterbatasan fasilitas sekolah dan kemampuan guru, dengan membangun hubungan yang hangat dengan siswa, guru bisa mendorong siswa untuk tetap berjuang untuk berhasil meskipun ada keterbatasan,” kata Wanti.
Wanti mengatakan, guru harus meyakini setiap anak punya potensi dan memperlakukan siswa dengan baik. Ketika siswa dihargai dan didekati secara personal, sesungguhnya banyak kebaikan dan potensi tak terduga yang ditampilkan siswa.
Ketika siswa dihargai dan didekati secara personal, sesungguhnya banyak kebaikan dan potensi tak terduga yang ditampilkan siswa.
Menurut Guru SMKN 2 Sijunjung, Sumatera Barat, Sri Hastuti, keberhasilan guru tak semata karena menuntaskan kurikulum, tetapi membangun interaksi dengan siswa. ”Guru membina manusia yang dititipkan orangtua, jadi harus punya tanggung jawab. Karena itu, guru harus memahami anak dengan masuk dalam dunia anak,” ujar Sri.
Ibu Dara, mewakili orangtua siswa, berharap guru dan sekolah membangun hubungan yang baik dengan siswa dan orangtua. Pihak sekolah dan guru mau berkomunikasi terbuka untuk sama-sama memberikan dukungan dan mencari solusi terbaik bagi anak.
Temu Pendidik Nusantara yang akan berlangsung hingga Minggu ini merupakan ajang pertemuan tahunan dari komunitas guru belajar yang berkembang di daerah. Di acara yang dihadiri sekitar 1.000 guru dari 101 daerah ini, juga hadir sejumlah pimpinan perusahaan yang akan berbagi inspirasi tentang kepemimpinan hingga praktik baik yang dikembangkan guru.
Direktur Utama Nutrifood Mardi Wu mengatakan, perusahaan mendukung guru untuk mampu menjadi sosok yang membimbing siswa, terutama dalam kepemimpinan.