JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan penambahan produksi batubara tahun ini dikhawatirkan menyebabkan harga batubara menurun. Harga batubara acuan bulan ini turun menjadi 100,89 dollar AS per ton. Harga tersebut menurun signifikan sejak Agustus lalu yang sebesar 107,83 dollar AS per ton.
Dalam rencana tahunan, produksi batubara 2018 ditargetkan sebanyak 485 juta ton. Hanya saja, pada pertengahan Agustus lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengumumkan tambahan ekspor batubara sebanyak 100 juta ton. Tambahan tersebut dimaksudkan untuk menambah devisa negara sebesar 1,5 miliar dollar AS.
Menurut Ketua Indonesian Mining Institute Irwandy Arif, kebijakan penambahan produksi tersebut akan benar-benar terasa mulai tahun depan terhadap harga batubara. Realisasi penambahan produksi batubara dari Indonesia, kalaupun ada pengaruhnya, dampaknya diperkirakan hanya menurunkan harga sekitar 3,5 persen.
”Saya perkirakan, untuk tiga tahun ke depan harga batubara akan ada di kisaran 80 dollar AS per ton. Dengan harga sekarang di kisaran 100 dollar AS per ton, selisihnya adalah bonus,” kata Irwandy, Jumat (5/10/2018), di Jakarta.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia Hendra Sinadia mengatakan, penurunan harga batubara umumnya terjadi pada batubara dengan kadar kalori rendah hingga sedang. Penyebabnya adalah pasokan yang berlebihan di pasar. Hal itulah yang menyebabkan tekanan terhadap harga batubara.
”Ditambah lagi dengan adanya sentimen harga akibat rencana pemerintah mau menambah kuota ekspor. Tetapi, penyebab utamanya adalah banjir pasokan di pasar sehingga harga menurun,” ujar Hendra.
Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara pada Kementerian ESDM Sri Raharjo mengatakan, penurunan harga batubara akan berdampak pada berkurangnya penerimaan royalti atau penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Akan tetapi, secara umum, dalam beberapa bulan terakhir harga batubara menjadi menarik setelah sempat jatuh di level rendah pada tahun-tahun sebelumnya.
”Harga batubara tahun ini menarik. Setelah sempat jatuh di tahun sebelumnya, sekarang menembus level 100 dollar AS per ton,” ucap Sri.
Pada 2015, harga batubara menyentuh level terendah sebesar 53 dollar AS per ton. Penyebab utamanya adalah pasar dibanjiri pasokan akibat berkurangnya permintaan batubara dari China. Harga batubara acuan tertinggi terjadi pada 2011 di angka 118,4 dollar AS per ton.
Data dari Kementerian Keuangan, PNBP mineral dan batubara pada 2017 tercatat Rp 40,6 triliun. Perolehan itu meningkat drastis dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 27,2 triliun. Sampai September 2018, perolehan PNBP sebesar Rp 36 triliun atau melampaui target APBN 2018 yang sebesar Rp 32,1 triliun.