WASHINGTON, JUMAT — Harian Washington Post meminta Pangeran Mohammed bin Salman menjamin kebebasan dan kelanjutan pekerjaan Jamal Khashoggi. Banyak pihak menyatakan kekhawatiran terhadap keselamatan Khashoggi.
Sampai Jumat (5/10/2018), kontributor Washington Post ini belum jelas keberadaannya. Warga negara Arab Saudi yang kini bermukim di AS itu pada Selasa mendatangi Konsulat Saudi di Istanbul untuk melengkapi dokumen persyaratan menikah. Tunangannya, seorang perempuan Turki yang mengantar Khashoggi, mengatakan, sejak masuk konsulat, Khashoggi tidak keluar lagi. ”Saya tidak menerima kabar apa pun dari dia sejak Selasa pukul 13.00,” kata Hatice (36) tentang Khashoggi (59).
Keberadaan Khashoggi simpang siur. Seorang pejabat Turki, Rabu, mengatakan, dia ditahan di konsulat. ”Menurut informasi yang kami miliki, individu berkewarganegaraan Saudi masih di Konsulat Istanbul dan berhubungan dengan pejabat Saudi,” kata juru bicara kepresidenan, Ibrahim Kalin, yang juga mengatakan, Kementerian Luar Negeri dan polisi Turki memonitor kasus ini.
Namun, pihak Konsulat Saudi mengatakan, Khashoggi sudah pergi meninggalkan kantor. Konsulat Saudi menegaskan, mereka bekerja sama dengan otoritas Turki untuk mengungkap kasus hilangnya Jamal Khashoggi setelah meninggalkan gedung konsulat, kata pejabat Saudi.
Washington Post dalam edisi Jumat membuat kolom dengan warna hitam sebagai bentuk solidaritas untuk kontributornya itu. Dalam editorialnya, harian terkemuka ini meminta jaminan Pangeran Mohammed bin Salman agar menjamin kebebasannya, termasuk untuk menulis kolom kritik terhadap kerajaan serta kebijakan yang dikeluarkan.
”Kritiknya yang disuarakan dalam setahun terakhir dipastikan menyakitkan Mohammed bin Salman yang tahun lalu diangkat sebagai putra mahkota dan dia melancarkan kampanye untuk membungkam perbedaan, pendapat sementara dia berupaya memodernkan kerajaan,” tulis Washington Post dalam kolom editorialnya. Koran ini juga menyebut pemenjaraan pemuka agama, bloger, jurnalis, dan aktivis.
Kritiknya yang disuarakan dalam setahun terakhir dipastikan menyakitkan Mohammed bin Salman yang tahun lalu diangkat sebagai putra mahkota.
Padahal, putra mahkota, lanjut harian ini, telah berkeliling AS menyampaikan visinya tentang masyarakat Saudi yang lebih modern dan meninggalkan paham kuno. Bahkan, Saudi akan membuka investasi dan hiburan asing. ”Kalau benar berkomitmen, dia akan menyambut baik kritik yang konstruktif dari pembela negara seperti Khashoggi,” tulis Washington Post.
Pada bagian kolom kosong, koran edisi Jumat itu menulis nama Khashoggi dan memberi judul ”Sebuah suara yang hilang”.
Jurnalis langka
Khashoggi merupakan jurnalis langka yang mengecam represi di negaranya. Dalam salah satu kicauannya belakangan ini, dia mengkritik gugatan terhadap ekonom Essam al-Zamel setelah otoritas menangkapnya.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan akan menyelidiki masalah hilangnya Khashoggi. Wartawan Lintas Batas mengatakan, hilangnya Khashoggi sangat mengkhawatirkan. Organisasi ini meminta Saudi dan Turki melakukan segala hal yang bisa dilakukan untuk menjamin jurnalis itu secepatnya bebas.
Komite Perlindungan Wartawan menyatakan, hilangnya warga Saudi ini merupakan alarm dari Saudi tentang pola penahanan diam-diam terhadap jurnalis yang kritis.
Khashoggi pernah menuliskan cuitannya di Twitter yang menentang antusiasme berlebihan untuk merangkul Donald Trump. Mantan penasihat di pemerintah ini dikenal kritis terhadap kebijakan kerajaan dan pemerintah, termasuk intervensi Arab Saudi dalam perang di Yaman. (AFP/AP)