Direktur Representatif dan Chief Technology Officer SoftBank Corp Junichi Miyakawa berbicara dalam konferensi pers bersama Wakil Presiden Eksekutif Toyota Motor Corp Shigeki Tomoyama (tidak terlihat pada foto), di Tokyo, Kamis (4/10/2018
Menghadapi tren mobil tanpa pengemudi pada masa depan, raksasa otomotif Toyota dan perusahaan teknologi Softbank bergabung mendirikan perusahaan baru. Fokusnya ialah mengembangkan mobil tanpa pengemudi di bidang layanan kesehatan.
Toyota Motor, produsen mobil nomor satu Jepang, dan raksasa teknologi SoftBank Group, sedang bekerja menyiapkan usaha patungan (joint venture) untuk menghasilkan layanan bergerak tanpa pengemudi. Toyota dan Softbank menyebut hal itu sebagai upaya dari ”Jepang yang bersatu” untuk menghadapi persaingan global.
Usaha patungan senilai 2 miliar yen (Rp 304 miliar) ini diberi nama Monet Technologies Corp. Dijadwalkan, Monet Technologies mulai beroperasi pada akhir Maret 2019.
Dalam jumpa pers, Kamis (4/10/2018), di sebuah hotel di Tokyo, Softbank dan Toyota menyatakan, Monet Technologies Corp akan memproduksi kendaraan layanan antar berdasarkan permintaan (on-demand), pengiriman makanan, analisis data, dan angkutan rumah sakit komplet dengan perlengkapan medis di dalam kendaraan.
”Banyak dari Anda di sini mungkin bertanya, mengapa Toyota dan SoftBank?” ujar Chief Executive Toyota Akio Toyoda mengenai pembentukan usaha patungan antara pabrikan berusia tua itu dan Softbank, perusahaan yang relatif lebih muda.
Sebelum ini, Softbank yang dikenal sebagai perusahaan teknologi serta energi cenderung bekerja sama dengan usaha rintisan (startup) di luar Jepang. Softbank telah berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan penyedia layanan panggil kendaraan (ride- hailing) terkemuka, seperti Uber, Didi, dan Grab, serta mengakuisisi Arm, perusahaan yang memimpin bisnis Internet of Things (IoT).
Toyoda menekankan bahwa industri otomotif berubah di era mobil yang terhubung internet, kendaraan tanpa pengemudi, dan mobil listrik. ”Kami ingin berubah,” katanya.
Bangga bermitra
Pemimpin SoftBank, Masayoshi Son, mengaku bangga bisa bermitra dengan Toyota, produsen mobil terkenal, untuk bekerja sama dalam bidang yang relatif baru, yakni gabungan antara mobilitas dan kecerdasan buatan. Menurut dia, kecerdasan buatan adalah keahlian Softbank.
”Baru memikirkannya saja saya sudah sangat gembira,” kata Son dalam jumpa pers bersama Toyoda. Kedua eksekutif perusahaan besar itu juga saling memuji setelah konferensi pers.
REUTERS/ISSEI KATO
Dalam acara itu, Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda (kanan) serta pemimpin dan CEO SoftBank Group Corp Masayoshi Son membungkuk untuk saling memberi hormat
”Kombinasi ini mungkin terlihat tidak biasa. Namun, Jepang harus bersaing dengan seluruh dunia. Itulah mengapa kami berjabat tangan hari ini,” kata Eksekutif Bidang Teknologi Softbank Junichi Miyakawa.
Monet Technologies Corp akan diluncurkan di Jepang lebih dulu, sedangkan rencana ekspansi globalnya masih disusun. Saham perusahaan terdiri dari 50,25 persen dimiliki SoftBank dan 49,75 persen dipegang Toyota.
Perusahaan Toyota sedang mengembangkan kendaraan tanpa pengemudi untuk menyambut Olimpiade Tokyo 2020. Menurut rencana, Monet sudah bisa menghasilkan layanan kendaraan tanpa pengemudi pada paruh kedua tahun tersebut.
Produsen mobil di seluruh dunia kini berkompetisi untuk mengembangkan transportasi generasi baru, yakni mobil tanpa pengemudi. Sebelum ini, saingan Toyota, yakni Honda Motor Co, mengatakan akan menginvestasikan 2,75 miliar dollar AS (Rp 42 triliun) di GM Cruise, unit kendaraan tanpa pengemudi yang dikelola oleh General Motors Co dari Amerika Serikat.
Softbank juga merupakan investor di GM Cruise. Adapun Uber telah mengumumkan kemitraan dengan Toyota.
Kemitraan mobil tanpa pengemudi lainnya meliputi BMW dengan Fiat Chrysler, produsen cip Intel, dan produsen perangkat lunak pengenal visual Mobileye. Ada pula produsen mobil Jerman, Daimler AG, yang bekerja sama dengan perusahaan teknik, elektronika, dan penyuplai komponen otomotif Bosch untuk mengembangkan taksi tanpa pengemudi.
Google di Amerika Serikat merencanakan penggunaan kendaraan tanpa pengemudi di jalan untuk layanan angkutan bersama di Phoenix sebelum akhir tahun 2018. Produsen mobil listrik AS, Tesla, juga giat mengembangkan kendaraan tanpa pengemudi.
Ratusan miliar dollar AS
David Welch dan Elisabeth Behrmann di bloomberg.com menulis, Goldman Sachs Group Inc memperkirakan ”taksi-robot” akan membantu kenaikan pendapatan bisnis aplikasi pemanggil dan berbagi kendaraan (ride-sharing) dari 5 miliar dollar AS menjadi 285 miliar dollar AS pada 2030. Ada harapan besar untuk bisnis ini.
Menurut artikel itu, tanpa manusia pengemudi, margin operasi bisnis bisa berada dalam kisaran 20 persen, lebih dari dua kali lipat dari yang dimiliki produsen mobil saat ini. Jika pertumbuhan dan laba semacam itu terjadi, maka akan hampir tiga kali lipat dari apa yang dihasilkan GM dalam setahun.
Saat ini perusahaan besar otomotif dan teknologi berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam bisnis penyedia layanan mobil tanpa pengemudi berskala masif di pasar yang besar. Alasannya, dengan menjadi yang pertama, brand mereka akan memenangi hati konsumen. Nama layanan mereka akan menjadi sinonim dari jasa penyedia layanan kendaraan tanpa pengemudi.
Kita saksikan nanti, perusahaan apa yang akan memiliki nama besar di bidang penyedia layanan kendaraan tanpa pengemudi di dunia. (AFP/AP/LOK/ATO)
