Duri bagi Guardiola
LIVERPOOL, SABTU - Liverpool punya keunggulan mengatasi Manchester City. Juergen Klopp ibarat ”kryptonite” bagi Pep Guardiola.
Bagi Manajer Manchester City Pep Guardiola, Liverpool adalah satu-satunya tim asal Inggris yang pernah membuatnya ciut nyali. Liverpool dan manajernya, Juergen Klopp, ibarat duri di dalam karier mentereng Guardiola.
”Mereka membuat saya takut. Mereka sangat berbahaya. Saya serius. Mereka menakutkan,” ujar Guardiola kepada asistennya jelang duel kontra ”The Reds” di perempat final Liga Champions musim lalu.
Pernyataan Guardiola di film dokumenter buatan Amazon Prime, All For Nothing, itu menjadi bukti bahwa Liverpool seolah momok menyeramkan bagi salah satu pelatih tersukses di Eropa itu. Ketakutannya terbukti. ”The Citizens” dilumat Liverpool, baik di kandang maupun tandang, di Liga Champions saat itu.
Kekalahan dengan agregat 1-5 itu mengubur ambisi Guardiola meraih tiga gelar semusim, prestasi yang pernah diraihnya saat masih menangani Barcelona.
Sejarah memperlihatkan, bukan sekali itu saja Guardiola menderita dari tim-tim asuhan Klopp. Saat melatih Bayern Muenchen, tim bertabur bintang yang dijuluki ”FC Hollywood”, Guardiola juga berkali-kali diremukkan Klopp saat masih menangani Borussia Dortmund.
Bayern dan Guardiola pernah dihancurkan Dortmund, 2-4, lewat permainan intensitas tinggi di final Piala Super Jerman, Juli 2013. ”Guardiola mendapat sambutan brutal di Westfallen (markas Dortmund),” tulis Marti Perarnau menggambarkan duel perdana Guardiola dan Klopp sebagai pelatih sepak bola dalam buku berjudul Pep Confidential.
Sejak itu, kedua manajer telah 14 kali berduel. Klopp lebih unggul atas Guardiola, yaitu delapan kali menang dan lima kali kalah. Klopp pun ibarat ”kryptonie” bagi pelatih super, Guardiola. Ironisnya, dalam hal koleksi trofi, Klopp tertinggal jauh dari kompatriotnya itu, yaitu lima berbanding 22 trofi juara.
Meskipun unggul dalam duel pertemuan manajer, Klopp nyatanya tidak mampu menghentikan Guardiola dan tim-timnya meraih trofi liga domestik. Itu juga terjadi musim lalu. Sumber daya tim Klopp selalu kalah mentereng dari milik Guardiola, seperti Bayern.
Namun, itu dulu. Musim ini Liverpool bisa dikatakan sejajar dengan City dalam peluang menjuarai Liga Inggris. Tak ayal, duel di Anfield, Minggu (7/10/2018) malam ini, bisa menjadi cerminan tim mana yang lebih difavoritkan menjadi juara musim ini.
Menurut ESPN, Liverpool lebih difavoritkan memenangi laga ini dan kembali memuncaki Liga Inggris karena setidaknya dua alasan. Pertama, gaya gegenpressing Klopp yang menekankan transisi menyerang cepat dan merebut bola secepat mungkin mulai di lini depan sangat efektif menghadapi tim dengan gaya penguasaan bola tinggi ala City dan Guardiola.
Kedua, Anfield adalah ”kembaran” dari Westfallen di Jerman. Dukungan suporter fanatik kerap menjadi bahan bakar ekstra dari gaya permainan oktan tinggi The Reds. Mereka tidak pernah kalah dari The Citizens dalam 17 laga beruntun di Anfield.
Namun, Guardiola tentu telah belajar dari pengalaman dan percobaan taktik yang gagal. Kali ini, Guardiola agaknya mengandalkan sistem lima bek, dua di antaranya di sayap, untuk meredam agresivitas The Reds di Anfield. Pulihnya bek sayap Benjamin Mendy dan gelandang Kevin de Bruyne menjadi suntikan tenaga bagi City. (BBC/JON)