JAMBI, KOMPAS — Sebuah angkutan batubara yang melintasi jalan negara di Kabupaten Batanghari, Jambi, kembali dibakar massa setelah mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, Senin (8/10/2018) sore. Tindakan anarkistis massa membakar angkutan itu merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat akan belum adanya solusi jalan khusus bagi angkutan batubara.
Sebelum dibakar massa, angkutan batubara itu melintas dari arah Kota Jambi menuju Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, sekitar pukul 15.00. Saat berada di tanjakan, truk melaju di belakang sebuah pikap dan dua truk pengangkut minyak sawit.
Pengendara pikap hendak mendahului dua truk minyak sawit di depannya. Jalur dari arah Muara Bulian saat itu tampak sepi sehingga pikap dapat mendahului kedua truk sawit. Di saat yang sama, angkutan batubara juga ingin mendahului truk sawit dan pikap. Truk pun melaju dengan kecepatan tinggi.
Tiga-tiba dari arah Muara Bulian melaju sebuah motor dengan kecepatan tinggi. ”Si pengendara motor kaget melihat ada truk di depannya dari arah berlawanan,” kata Kepala Kepolisian Resor Muara Bulian Ajun Komisaris Besar Muhammad Santoso. Motor pun langsung direm. Namun, karena jalanan licin sehabis turun hujan, motor itu tergelincir dan jatuh.
Kecelakaan itu langsung mengundang perhatian warga setempat. Mereka pun berkumpul di lokasi kejadian, lalu bersama-sama mendorong truk batubara itu ke dalam semak dan membakarnya.
Meski sudah ada larangan resmi melintasi jalan negara terhitung pagi hingga malam, masih ada saja angkutan batubara melintas di jalan negara di Jambi. Kondisi itu menyebabkan penolakan masyarakat di banyak wilayah. Mereka menolak jalan di wilayahnya dilintasi angkutan batubara dengan alasan kerap menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Sebelum dibuatnya larangan tegas dalam sebulan terakhir, tercatat 1.000 hingga 1.200 angkutan batubara lalu lalang di jalan negara yang menghubungkan Kabupaten Batanghari hingga Pelabuhan Talang Dukuh di Muaro Jambi per hari. ”Ramainya angkutan batubara sudah meresahkan masyarakat,” kata Varial Adhi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi.
Wilayah Kabupaten Batanghari menjadi yang paling rawan kecelakaan lalu lintas angkutan batubara. Sepanjang Januari hingga Maret 2018 terpantau lebih dari 10 kali kecelakaan dengan korban 14 orang. Korban tewas berjumlah empat orang dan korban luka belasan orang.
Warga Batanghari, Hasan, mendesak pemerintah agar segera merealisasikan jalur khusus angkutan batubara. ”Kalau dibiarkan terus berlarut-larut kondisinya seperti ini, korban akan bertambah makin besar,” katanya.