NUSA DUA, KOMPAS--Sekitar 34.000 peserta dan ratusan tamu negara, ekonom, serta investor dari 189 negara menghadiri Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018 di Bali, 8-14 Oktober 2018. Selain tema pertemuan yang dinilai menarik, pemilihan Bali sebagai lokasi acara juga menjadi magnet tersendiri bagi para peserta dan tamu.
“Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyebut ini pertemuan tahunan terbesar sepanjang sejarah sejak diselenggarakan tahun 1946,” kata Ketua Pengurus Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Susiwijono, Minggu (7/10/2018).
Tamu yang hadir antara lain 10 kepala negara ASEAN, pelaku utama sektor keuangan dan ekonomi dunia, serta investor dan pimpinan korporasi. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Presiden Bank Pembangunan Asia Takehiko Nakao, akan hadir dalam pertemuan di kawasan Nusa Dua itu.
Jumlah peserta melebihi estimasi panitia penyelenggara, yakni 19.800 orang. Menurut Susiwijono, jumlah peserta melonjak karena daya tarik Bali. Peserta tak hanya datang untuk mengikuti pertemuan, namun juga untuk berwisata. Sejumlah peserta mengajak keluarga mereka.
Sejak Pertemuan Musim Semi di Washington DC, Amerika Serikat, April 2018, mayoritas negara anggota IMF menyampaikan akan hadir di Bali untuk membahas berbagai isu strategis. Indonesia mengusulkan delapan tema pertemuan tingkat tinggi, yakin keuangan dan ekonomi digital, urbanisasi, human capital, asuransi dan pendanaan risiko bencana alam, perubahan iklim, pendanaan infrastruktur, penguatan sistem moneter internasional, serta keuangan dan ekonomi syariah.
Di acara ini, Indonesia akan menawarkan proyek infrastruktur ke investor asing. Sebagaimana dikemukakan Staf Khusus Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol, sebanyak 79 proyek investasi senilai 86,1 miliar dollar AS akan ditawarkan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali direncanakan sejak dua tahun lalu. Pertemuan yang diadakan di tengah kondisi gempa di sejumlah wilayah merupakan peluang bagi Indonesia untuk mempromosikan kesanggupan Indonesia menanggulangi bencana.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pertemuan ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi RI, khususnya Bali. Dampak positif bagi Bali antara lain didapat dari peserta yang menginap di hotel, kegiatan wisata, dan aktivitas usaha kecil menengah.
“(Dampak ekonomi) itu baru manfaat langsung. Ada lagi (manfaat) yang tidak langsung, antara lain popularitas Indonesia meningkat karena bisa menangani masalah (bencana) secara komprehensif," ujar Luhut.
Indonesia berencana mengangkat pembahasan mengenai dana bencana dalam pertemuan ini. Sebab, saat ini bukan hanya Indonesia yang terkena musibah bencana dan gempa, namun juga sejumlah negara. “Gempa sudah menjadi persoalan dunia,” kata Luhut.
Indonesia juga akan menawarkan skema pembiayaan dengan melibatkan swasta dan industri jasa keuangan untuk pembangunan berkelanjutan.
Tingkat hunian
Kegiatan konvensi atau konferensi selalu berdampak positif bagi suatu daerah. Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia juga berdampak langsung, yakni meningkatkan tingkat hunian hotel.
Tingkat hunian hotel-hotel di kawasan Nusa Dua meningkat. Peserta pertemuan ada yang sudah memesan kamar sejak setahun lalu. Ada juga peserta yang menginap di luar kawasan Nusa Dua, antara lain di dekat bandara Ngurah Rai dan Seminyak, yang berjarak lebih dari 10 kilometer dari Nusa Dua.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi B Sukamdani menyebutkan, Oktober sebenarnya bukan merupakan bulan masa puncak bagi industri perhotelan, dengan okupansi biasanya sekitar 60 persen. Namun, penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia meningkatkan tingkat hunian.
"Hingga akhir pekan lalu, okupansi di Nusa Dua rata-rata di atas 90 persen. Di Kuta 80 persen untuk bintang lima," ujarnya.
Hariyadi menambahkan, manfaat juga dirasakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang menyuplai bahan untuk kebutuhan hotel dan restoran. "Mereka (tamu) juga banyak yang membawa keluarga. Banyak yang kemudian membikin acara tur," katanya. (KRN/LKT/CAS/HEN)