Kebutuhan Masih Tinggi, Petani Didorong Tanam Kedelai
Oleh
Megandika Wicaksono
·3 menit baca
KEBUMEN, KOMPAS — Petani di Kabupaten Kebumen didorong untuk menanam kedelai daripada kacang hijau seusai menanam padi. Kebutuhan kedelai di Jawa Tengah tahun ini mencapai 400.000 ton, sedangkan kacang hijau di bawah 100.000 ton. Bantuan alat pertanian dan budidaya yang tepat guna perlu diterapkan petani agar mendapatkan hasil optimal dan harga yang baik.
Hal itu mengemuka dalam dialog antara petani dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen dalam Farmer Field Day serta panen kedelai varietas Anjasmoro di Desa Kalipurwo, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Senin (8/10/2018).
Dulah Afandi (60), salah satu petani di Desa Kalipurwo, mengatakan, sejak dua tahun terakhir, dirinya lebih memilih menanam kacang hijau karena harga kacang hijau jauh lebih baik. ”Kacang hijau harganya bisa Rp 9.500 sampai Rp 12.000, tetapi kedelai hanya Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per kilogram,” kata Dulah.
Karena mendapat bantuan benih dari pemerintah, Dulah musim ini menanam kedelai di lahan seluas 50 ubin atau sekitar 700 meter persegi (1 ubin = 14 meter persegi). Dari luas itu, Dulah bisa memanen kedelai 1,5 kuintal. ”Sebenarnya harga perawatan dan benih relatif sama. Per 100 ubin baik kedelai maupun kacang hijau masing-masing sekitar Rp 400.000. Tapi, karena harga kedelai lebih rendah, petani lebih suka menanam kacang hijau,” tuturnya.
Kepala Seksi Aneka Kacang dan Umbi Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tri Susilarjo mengatakan, kebutuhan kedelai di Jawa Tengah mencapai 400.000 tahun 2018 ini, tetapi baru bisa dipenuhi 280.000 ton sampai 290.000 ton. Potensi itulah yang perlu digarap petani.
Menurut Tri, petani perlu memperhatikan kadar kekeringan kedelai, memberikan pupuk, dan menyiangi rumput-rumput di sekitar tanaman kedelai agar mendapatkan hasil yang optimal.
Tri menambahkan, tanaman kedelai seluas 1 hektar dapat menghasilkan panen hingga 2,3 ton. Adapun kacang hijau per hektar dapat dipanen 1,5 ton. ”Dengan harga kacang hijau Rp 10.000 per kilogram, kemudian kedelai Rp 8.000, misalnya, maka yang didapat sama bahkan lebih menguntungkan menanam kedelai,” ujar Tri.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen Puji Rahayu mengemukakan, total area tanam kedelai di Kabupaten Kebumen pada 2016 seluas 618 hektar. Pada 2017 luasnya bertambah menjadi 2.150 hektar dan pada 2018 ini menjadi 4.300 hektar. ”Di panen bersama ini bisa mencapai 2,4 ton sampai 2,8 ton per hektar,” kata Puji.
Menurut Puji, potensi itu masih dapat ditingkatkan melalui perawatan yang baik dan potensi pasar yang masih besar. Apalagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya, juga Kebumen, sangat dekat dengan makanan khas tempe mendoan yang tentu membutuhkan banyak kedelai.
Direktur UD Sujinah Nunung mengatakan, pihaknya membeli kedelai petani Kebumen dengan harga Rp 7.500 per kilogram hingga Rp 8.000 per kilogram. Harga itu di luar transportasi hingga Grobogan dan kualitas kedelai juga harus baik sesuai standar, apalagi untuk kedelai yang akan dijadikan benih lagi. Untuk itu, Nunung juga berharap petani dapat lebih memperhatikan kualitas kedelainya untuk mendapatkan harga yang baik.
Sekitar 200 petani di Kecamatan Kuwarasan tersebut yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani mendapatkan alat mesin pertanian berupa Power Thresher Multiguna sebanyak 20 unit dan Paddy Mower sejumlah 26 unit.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.