Mantan Presiden Interpol Terjerat Kasus Korupsi dan Suap
BEIJING, SENIN — Mantan Presiden Interpol Meng Hongwei (64), yang menghilang setelah terbang ke Beijing, China, akhir September 2018, ternyata sedang ditahan dan diselidiki dalam kasus korupsi. Demikian pernyataan resmi Kementerian Keamanan Publik China, Senin (8/10/2018).
Meng Hongwei, yang juga Wakil Menteri Keamanan Publik China, dituduh oleh Pemerintah China telah menerima suap dan terlibat kejahatan lain yang tidak disebutkan.
”(Meng) bersikeras mengambil jalan yang salah dan hanya menyalahkan dirinya sendiri (untuk kejatuhannya),” kata pejabat penegakan hukum China, Zhao Kezhi.
- Meng Ditahan di China, Interpol Akan Pilih Presiden Baru
- China: Meng Hongwei Diperiksa karena Diduga Langgar Hukum
- Presiden Interpol Meng Hongwei Dilaporkan Hilang
- Misteri Hilangnya Presiden Interpol Meng Hongwei
Kejatuhan Meng terkait tekad Presiden China Xi Jinping membersihkan Partai Komunis China yang berkuasa di negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu dan juga terkait pentingnya kesetiaan politik terhadap pimpinan partai di bawah Xi Jinping.
Pemerintah China sebelumnya tidak bersuara soal hilangnya Meng Hongwei yang terbang dari Perancis ke China pada akhir September lalu.
Dalam pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan hari Minggu menjelang tengah malam, Pemerintah China, seperti disiarkan China Daily, menyebutkan, Meng sedang ”dalam penyelidikan” oleh Komisi Pengawas Nasional. Namun, pernyataan itu tidak menjelaskan lebih rinci kejahatan apa yang telah dilakukan Meng.
Dalam pernyataannya pada Minggu (7/10/2018) waktu setempat atau Senin dini hari WIB, Sekretaris Jenderal Interpol Juergen Stock melalui akun Twitter Interpol menyebutkan, ”Hari ini, Minggu, 7 Oktober, Sekretariat Jenderal Interpol di Lyon, Perancis, menerima pengunduran diri Saudara Meng Hongwei sebagai Presiden Interpol.”
Meng terpilih dalam Sidang Umum Ke-85 Interpol yang digelar di Bali, Indonesia, tahun 2016. Interpol adalah organisasi kerja sama kepolisian dan penegak hukum terbesar di dunia. Meng adalah pejabat China pertama yang menduduki posisi puncak dalam organisasi Interpol yang beranggotakan 192 negara. Seharusnya Meng menduduki jabatan itu sampai tahun 2020.
Mengacu pada aturan konstitusi Interpol, Wakil Presiden Senior (Senior Vice President) Komite Eksekutif Interpol Kim Jong-yang dari Korea Selatan akan menjabat Pelaksana Tugas Presiden Interpol.
Sidang Umum Ke-87 Interpol yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, 18-21 November mendatang, akan memilih presiden baru untuk menggantikan Meng Hongwei. Presiden yang terpilih akan menduduki jabatan itu sampai tahun 2020.
Sekretariat Jenderal Interpol, di bawah kepemimpinan Sekjen Juergen Stock, dan National Central Bureau di seluruh dunia akan tetap fokus pada misi: membantu penegak hukum di seluruh dunia, melindungi warga negara masing-masing, mencegah dan menyelidiki aksi kejahatan, serta meningkatkan kerja sama kepolisian secara global.
Kementerian Dalam Negeri Perancis sebelumnya menyebutkan, istri Meng, Grace, melaporkan hilangnya suaminya pada Kamis, 4 Oktober, kepada kepolisian Lyon. Kepada polisi, Grace mengatakan melakukan kontak terakhir dengan Meng 10 hari lalu. Grace menerima ancaman melalui media sosial dan telepon.
”Perancis peduli dengan situasi yang dialami Presiden Interpol dan ancaman yang diterima istrinya,” demikian pernyataan Pemerintah Perancis, seperti dikutip CNN.
Media Hong Kong, The South China Morning Post, mengutip sumber Pemerintah China yang tidak mau disebut namanya, mengungkapkan, ketika mendarat di China akhir September lalu, Meng Hongwei dijemput untuk ditanyai. Namun, tidak dijelaskan dalam kaitan dan kasus apa Meng diperiksa.
Istri Meng Hongwei, Grace, menggelar jumpa pers di kamar hotelnya di Lyon, Perancis, Minggu. Grace mengungkapkan, kontak terakhirnya dengan Meng adalah melalui pesan Whatsapp.
Grace menerima emoji berupa sebilah pisau dan instruksi, ”Tunggu telepon saya.” Euronews melaporkan, Grace mencemaskan suaminya dalam keadaan bahaya.
Jumat (5/10/2018), Interpol mengeluarkan pernyataan tentang hilangnya presiden organisasi kerja sama internasional kepolisian dan penegak hukum di seluruh dunia itu setelah kepolisian Perancis menyatakan sedang melakukan investigasi atas hilangnya Meng Hongwei.
Pejabat China
Ketika terpilih sebagai Presiden Interpol tahun 2016, Meng Hongwei masih menjabat Wakil Menteri Keamanan Publik. Namun, Meng kehilangan kursi dalam Komite Partai Komunis China, badan pembuat kebijakan sesungguhnya.
Meng Hongwei berpengalaman dalam bidang kebijakan dan peradilan pidana. Selama 40 tahun, Meng bertugas mengawasi lembaga-lembaga penegakan hukum, lembaga pengendalian narkotika, lembaga antiteroris, serta mengawasi wilayah perbatasan, institusi imigrasi, dan mendalami kerja sama internasional.
Meng Hongwei menduduki sejumlah jabatan di Kementerian Keamanan Publik, termasuk Direktur Divisi Polisi Patroli, Direktur Jenderal Departemen Pengendali Lalu Lintas, Asisten Menteri, dan Wakil Menteri.
Di China, Meng juga menjabat Wakil Ketua Komisi Pengendali Narkotika Nasional (NNCC) dan anggota Dewan Kerja Sama Organisasi Regional Shanghai dalam bidang antiterorisme. Meng juga menjabat Direktur Jenderal Penjaga Pantai China. Setelah lulus dari pendidikan hukum, Meng menjabat Kepala Biro Pusat Nasional Interpol China.
Sejak memimpin China tahun 2013, Presiden Xi Jinping bertekad memerangi korupsi di negeri itu. Salah satu kebijakannya adalah membatasi pejabat negara berbelanja berlebihan, melarang pejabat melakukan perjamuan mewah, dan melarang pejabat menginap di hotel bintang enam. (CNN/EURONEWS/SCMP/CHINADAILY)