Otoritas Nauru Desak MSF Hentikan Misi Mereka di Negara Itu
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Pemerintah Nauru telah mendesak organisasi Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) untuk menghentikan misi mereka di Nauru, negara pulau kecil Laut Pasifik. Selama ini, MSF membantu mengurus para pencari suaka dan penduduk setempat yang menderita masalah kesehatan mental.
Nauru mendapat kecaman atas perlakuan terhadap pencari suaka, termasuk anak-anak, yang ditampung di kamp-kamp tahanan pengungsi yang didanai di Australia berdasarkan kesepakatan yang dinilai kontroversial. Kesepakatan antara Nauru dan Australia itu untuk mencegah para migran yang menggunakan perahu agar tidak menginjakkan kaki di pantai Australia. Mereka pun ditahan di Nauru.
”Pemerintah Nauru mengatakan kepada MSF bahwa layanan kami tidak lagi diperlukan dan meminta agar kegiatan kami dihentikan dalam 24 jam,” kata juru bicara MSF kepada AFP, Sabtu (6/10/2018).
Para tahanan mengatakan bahwa layanan medis di kamp sangat terbatas dan biasanya pelayan menjadi kewalahan karena begitu banyak penduduk yang menderita penyakit psikologis.
Laporan pada 2016 oleh Komite PBB tentang Hak Anak menyebutkan bahwa ada perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan anak-anak di bawah umur di kamp migran atau pengungsi, termasuk kekerasan fisik, psikologis, dan seksual.
Seorang juru bicara MSF mengatakan bahwa MSF sangat prihatin atas desakan pemerintah Nauru tersebut dan MSF mengkhawatirkan kesehatan pasien mungkin terpengaruh oleh keputusan ini. MSF pun mendesak pihak berwenang untuk memberikan izin guna melanjutkan tugas mereka menyelamatkan kehidupan.
Tidak berkomentar
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Nauru terkait desakan mereka agar MSF menghentikan misi mereka di Nauru.
Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan bahwa keputusan tersebut harus diambil pemerintah Nauru. Australia menambahkan bahwa mereka akan terus memberikan dukungan kesehatan yang tepat bagi para pengungsi dan pencari suaka melalui penyedia layanan yang telah dikontrak.
Menurut laman situs MSF, MSF telah menyediakan layanan psikologis dan psikiatri di Nauru sejak akhir tahun lalu. ”Kurangnya dukungan kesehatan mental sangat memengaruhi penduduk Nauru dan para pencari suaka atau pengungsi yang tinggal di pulau itu sebagai bagian dari kebijakan pemerintah Australia terkait pemrosesan lepas pantai,” kata MSF.
”Tim kami telah mengidentifikasi kasus skizofrenia dan kekerasan dalam keluarga serta tingkat depresi di Nauru, terutama di kalangan anak-anak,” demikian MSF.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyuarakan keprihatinan terkait penahanan tanpa batas para migran atau pencari suaka. Menahan mereka yang tidak melakukan kejahatan dinilai PBB melanggar hukum.
Namun, pemerintah Australia menyangkal telah melakukan penganiayaan dan mengatakan bahwa penanganan para migran di luar Australia sangat diperlukan untuk menghentikan banyaknya kematian yang terjadi akibat penyelundupan manusia. Para migran ini biasanya berjejalan dalam perahu dan berlayar menuju Australia. Ini adalah perjalanan laut yang berbahaya. (AFP)