SIGI, KOMPAS Aktivitas kantor pemerintahan di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, hingga Senin (8/10/2018) belum pulih. Bahkan, di Sigi, situasi di kantor bupati dan dinas sepi, hanya dijaga pasukan TNI dan Polri.
Yang ramai hanya di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sigi dan kantor Kecamatan Sigi Biromaru yang menjadi posko penanggulangan bencana.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah M Hidayat mengharapkan semua kantor pemerintah buka dan aparat pegawai negeri sipil mulai bekerja seperti biasa. ”Tidak ada sanksi bagi yang belum masuk kerja.
Namun, kami berharap aktivitas di kantor pemerintahan mulai normal agar pelayanan kepada masyarakat bisa lebih optimal,” ujarnya.
Sebelumnya Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menginstruksikan para pegawai di Pemprov Sulteng kembali beraktivitas mulai Senin. Para kepala perangkat daerah dan pejabat struktural diminta memantau kehadiran dan aktivitas pegawai, termasuk mendata PNS dan tenaga kontrak yang tewas akibat gempa dan tsunami.
Menurut Wali Kota Palu Hidayat, PNS yang tidak masuk tanpa alasan jelas akan dikenai sanksi kedisiplinan. Hari pertama, PNS diminta membersihkan kantor masing-masing agar hari Selasa (9/10) dapat dipakai bekerja. Kantor yang rusak parah akan dicari solusinya, misalnya dengan membuat tenda.
Dari pantauan di Kantor Bupati Donggala, sejumlah pegawai terlihat sudah beraktivitas. Salah satunya membersihkan ruangan bupati yang rusak. Pecahan kaca di pintu masuk terlihat berhamburan.
”Tadi pagi apel pegawai digelar di rumah dinas Bupati Donggala dipimpin langsung Bupati Kasman Lassa. Sekitar 200 pegawai hadir,” kata Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Donggala Damin.
Sejumlah sekolah juga mulai aktif. Belum ada kegiatan belajar- mengajar. Mereka fokus mendata siswa dan guru. Sebagian murid dan guru yang datang belum mengenakan seragam. Beberapa dari mereka juga berangkat dari pengungsian.
Namun, para murid mengaku gembira sekolah dimulai lagi. ”Enak sekolah daripada tidak. Makan dan tidur saja jadi bosan,” kata Pratiwi (14), siswi SMPN 17, Kota Palu. (ENG/REN/WAD/IRE/INA/NTA)