JAKARTA, KOMPAS — Petenis kursi roda putra nomor satu dunia Shingo Kunieda dan nomor dua putri dunia Yui Kamiji masing-masing mencatatkan kemenangan pada babak perempat final turnamen tenis kursi roda Asian Para Games 2018 di Klub Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa (9/10/2018). Cuaca panas dan angin kencang menjadi faktor tambahan yang harus mereka hadapi.
Shingo mengalahkan lawannya, petenis ranking ke-26 dunia Oh Sang-Ho dari Korea Selatan, dengan skor 6-4, 6-1. Kemenangan yang diraih dalam dua set ini bukan berarti Shingo menang tanpa perlawanan dari Sang-Ho. Pada set pertama, Shingo dua kali tertinggal dalam pertandingan di bawah panas matahari yang terik dan angin kencang tersebut.
Sang-Ho unggul atas Shingo, 2-0, pada set pertama. Namun, Shingo berhasil menyamakan kedudukan melalui serangan konsisten terhadap sisi backhand Sang-Ho. Sang-Ho dipaksa melakukan kesalahan dalam pengembalian bola-bola tajam dari Shingo.
Keberhasilan menyamakan kedudukan ini membuat Shingo lebih semangat dalam menyerang. Beberapa kali Shingo mencoba untuk menyambut pukulan Sang-Ho dan berupaya melakukan volley. Akan tetapi, pengembalian bola yang sering menyangkut di net dimanfaatkan Sang-Ho untuk kembali unggul 4-3.
Sedikit demi sedikit Shingo kemudian mengejar. Shingo pun mengeluarkan ace atau servis yang tidak bisa disentuh oleh Sang-Ho. Penempatan bola Shingo juga lebih akurat. Set pertama dimenangi oleh Shingo, 6-4.
Pada set kedua, Shingo yang berada di atas angin pun semakin mendominasi permainan. Tanpa perlawanan seperti pada set pertama, set kedua dimenangi oleh Shingo dengan skor 6-1.
”Di set pertama, kondisi pertandingan memang sangat sulit. Angin kencang membuat saya agak kesusahan membuat pukulan yang tajam. Tetapi, di set kedua, saya merasa lebih nyaman sehingga pukulan saya juga mulai membaik,” kata Shingo.
Hal yang sama disampaikan oleh Yui setelah mengalahkan Hui Min Huang asal China dengan skor 6-1, 6-3. Yui harus menyesuaikan pukulan-pukulannya dengan angin yang kencang.
”Dengan angin yang kencang dan arahnya sering berpindah, saya harus berpikir lebih keras menyesuaikan pukulan saya. Terkadang saya harus memberikan spin yang lebih, terkadang harus mengeluarkan pukulan yang lebih hard. Tergantung anginnya,” tutur Yui.
Dalam pertandingan yang berlangsung dalam waktu 70 menit tersebut, Yui sering memaksa Min Huang bertahan di belakang baseline menggunakan bola-bola pantul tinggi yang tidak dapat dicapai oleh petenis China tersebut.
Min Huang pun memilih untuk maju ke depan, mencoba melakukan volley sebelum bola Yui memantul tinggi. Akan tetapi, Min Huang gagal mengembalikan bola dengan baik, menyangkut di net.
Unggulan lain juga lolos
Selain Shingo dan Yui, para unggulan lain juga lolos menuju babak berikutnya. Di nomor tunggal putra, Takashi Sanada, unggulan kedua dengan peringkat ke-9 dunia asal Jepang, menang telak, 6-0, 6-0, atas Im Ho Won asal Korea Selatan. Suthi Khlongrua asal Thailand pun menang, 6-4, 6-0, melawan Lee Ha-Gel asal Korea Selatan.
Perlawanan ketat dihadapi unggulan ketiga Kouhei Suzuki, peringkat ke-12 dunia, saat bertemu dengan Abu Samah Borhan asal Malaysia. Kouhei dipaksa bermain tiga set dengan skor 6-3, 5-7, 6-2.
Di nomor tunggal putri, unggulan keempat asal Jepang yang merupakan peringkat ke-14 dunia Momoko Ohtani menang dengan skor 6-0, 6-1 saat berhadapan dengan petenis Thailand, Wanitha Inthanin.