SURABAYA, KOMPAS - Perang dagang Amerika Serikat-China yang menekan perekonomian global, selain membawa ancaman juga membuka peluang perdagangan. Peluang bisa dimanfaatkan lewat pasar digital dimana 1,3 juta dari 12,1 juta usaha mikro kecil menengah di Jawa Timur menyatakan siap berkolaborasoi, terjun dan bertarung dalam perekonomian global.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat membuka Jatim Fair 2018, Selasa (9/10/2018), di Grand City, Surabaya, Jatim, mengatakan, pasar digital tidak bisa dibendung. Produk buatan negara lain, misalnya China, yang sampai kini relatif lebih murah tak bisa ditahan masuk Indonesia selama produk dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat. Hal serupa berlaku sebaliknya.
Pasar digital memanfaatkan aplikasi internet, lanjut Enggartiasto, juga menerabas seluruh batas. Barang amat lokal produk UMKM bisa ada di belahan dunia lain, karena kelebihannya. Untuk itu, mutu, keunikan, dan harga terjangkau produk, terutama buatan UMKM jadi kunci memenangi perang dagang, sekaligus memelihara pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Gubernur Jatim Soekarwo menambahkan, di provinsi berpenduduk 40 juta jiwa ini, menurut survei tahun 2016 yang dipublikasi setahun kemudian, terdapat 12,1 juta UMKM. Jumlah itu naik signifikan dari 4,2 juta menurut publikasi survei tahun 2008.
Penjualan bisa meningkat hingga 200 persen sejak produk kami pasarkan lewat media sosial Instagram.
Soekarwo meneruskan, 7,5 juta dari 12,1 juta UMKM itu berbasis agro atau sumber daya alam lokal. Itu tak terpengaruh perang dagang AS-China yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada kisaran Rp 15.200 per dollar AS.
Menurut Soekarwo, UMKM kontributor utama perekonomian Jatim. Bahkan, termasuk dalam ekspor yang tahun lalu surplus 180 juta dollar AS.
Perdagangan antarpulau tahun lalu mencetak nilai transaksi Rp 1.290 triliun atau 20,7 persen dari skala nasional. Surplus tahun lalu Rp 164 triliun. Tahun ini, nilai transaksi antarpulau oleh Jatim diprediksi naik jadi Rp 1.400 triliun dengan proyeksi surplus Rp 210 triliun.
"Ini berarti peluang bagi pebisnis UMKM untuk masuk dalam skema perdagangan terutama lewat pasar digital," kata Soekarwo. Sebanyak 1,3 juta usaha kecil dan menengah di Jatim diyakini siap dengan berbagai produknya untuk memenuhi perdagangan antarpulau hingga antarnegara. Pebisnis tinggal berkolaborasi dengan pengembang aplikasi perdagangan yang skala cakupannya global.
Luar jaringan penting
Meski pasar digital dalam jaringan internet akan menjadi motor ekonomi global, perdagangan luar jaringan melalui gerai, toko, bahkan pameran juga masih penting. Di Jatim Fair 2018, lebih dari 500 peserta menampilkan produk unggulan. Di sinilah salah satu ajang untuk mencari produk yang misalnya unik, otentik, tiada duanya, berkualitas, atau inklusif dan berorientasi ekspor.
UMKM penghasil produk yang amat potensial, akhirnya perlu didorong masuk pasar digital. Di satu sisi, produknya bisa dikenal global. Jika menarik pasar, pesanan bertambah, berarti skala usahanya meningkat. Jika terjadi secara simultan atau dialami oleh jutaan UMKM, berarti perekonomian tetap bergerak meski dalam tataran global perang dagang antarnegara adidaya masih berlangsung.
Pantauan Kompas, dari seluruh peserta pameran, terutama pelaku UMKM, baik dari kabupaten/kota di Jatim maupun dari provinsi lain seperti Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, rata-rata sudah memasarkan produk melalui online atau dalam jaringan. “Penjualan bisa meningkat hingga 200 persen sejak produk kami pasarkan lewat media sosial Instagram,” kata Eri Naharani, pemilik usaha busana lukis “Radiya Kinan”.
Sementara, Kepala SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Ali Masyhar mengatakan, Jatim menyumbang 30 persen migas nasional dan menjadikan provinsi ini sangat ekonomis dijadikan tempat usaha.
Sadar pentingnya peranan Jatim terhadap keberlangsungan pasokan migas nasional, SKK Migas pun mengundang siswa SMP hingga SMA di Jatim untuk “belajar” tentang migas selama Jatim Fair 2018. Selama pameran, SKK Migas memberi ruang bagi seluruh pelaku UMKM binaan 14 Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Jatim.