Inisiasi dari Dewa Budjana, Aria Baron, dan Oppie Andaresta
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gitaris Dewa Budjana, Aria Baron, dan penyanyi Oppie Andaresta adalah tiga musisi yang menjadi inisiator terwujudnya acara amal Konser Gitaris Indonesia Peduli Negeri: Musik dan Syair Solidaritas di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (11/10/2018), pukul 19.00 hingga selesai.
Hanya dalam waktu dua hari, mereka berhasil mengajak lebih dari 60 gitaris dan musisi untuk bergabung dalam konser amal ini.
Pekan lalu, saat ide membuat konser amal ini digulirkan ke harian Kompas dan Bentara Budaya Jakarta (BBJ), puluhan gitaris dan musisi menyatakan turut berpartisipasi. Baron kemudian menggandeng Doni Hardono dari DSS Sound System dan Ria Martha dari Q+ Production. Keduanya kemudian dilengkapi kehadiran Firman dari Indonesian Crew Band yang lalu bahu-membahu menjadi penyelenggara acara.
”Ya, kita harus sekuat tenaga mengerahkan kemampuan untuk membantu saudara yang sedang kesusahan,” kata Doni yang turut hadir dalam pertemuan-pertemuan awal perencanaan konser ini.
Doni mengatakan, konser para gitaris ini tergolong megah dengan perangkat sound system terbaik. Ia tidak membayangkan hal ini bisa berulang sampai tiga kali sejak 2010, 2014, hingga kini 2018.
”Kami masih tidak percaya konser untuk amal ini bisa berulang empat tahun sekali. Seperti sudah diatur, silaturahmi gitaris dan Kompas bisa periodik 4 tahun sekali. Tentu saja kita tidak mengharapkan bencana berulang menimpa bangsa ini. Tapi, ada baiknya, sih, para musisi selalu menunjukkan kepedulian kepada nasib rakyat,” kata Budjana.
Musisi legendaris hadir
Kehadiran musisi legendaris, seperti Ebiet G Ade, Ian Antono, dan Jopie Item, kata Budjana, akan menjadi pelecut para musisi yang lebih muda untuk berbuat lebih banyak kebaikan. Budjana menyatakan terharu melihat respons para gitaris yang demikian cepat untuk menyikapi situasi.
Acara Gitaris Indonesia Peduli Negeri: Musik dan Syair Solidaritas akan dipandu aktris Olga Lydia dan Steny Agustaf. Keduanya akan didampingi wartawan Kompas, Mohammad Hilmi Faiq, dan penyair Ni Made Purnamasari dari Bentara Budaya Jakarta pada saat pelelangan gitar dan donasi puisi berlangsung.
Siang hari sebelum konser berlangsung diselenggarakan workshop tempe yang dipandu wartawan Kompas, Dwi As Setianingsih. Para peserta workshop diharapkan berdonasi melalui rekening Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) untuk kemudian mengikuti workshop pembuatan tempe dengan menggunakan kedelai lokal.
Workshop ini, kata Dwi, memiliki relasi yang erat dengan pemberdayaan, khususnya bagi para petani di desa. ”Rakyat harus berdaya menghadapi kesulitan. Membuat tempe salah satu bagian yang penting, tetapi selama ini terlupakan,” kata Dwi.
Beberapa gitaris akan terjun langsung mengikuti workshop untuk selanjutnya hasil karya tempe mereka dilelang dalam arena konser.
Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan melalui rekening DKK untuk selanjutnya dipergunakan sebaik-baiknya dalam pemulihan kondisi berbagai sektor yang luluh lantak di Palu dan Donggala (Sulawesi Tengah) serta Lombok (Nusa Tenggara Barat) setelah dilanda gempa dan tsunami.
Para calon donatur bisa menyalurkan donasi melalui Dana Kemanusiaan Kompas di Bank BCA Cabang Gajah Mada dengan Nomor Rekening 0123021433.